Abstract :
PT. Semeru Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri mesin
pascapanen. PT. Semeru Jaya menerapkan sistem first come first serve untuk setiap proyek
yang datang dan penjadwalan eksisting perusahaan dalam menentukan due date project
dari setiap permintaan hanya menggunakan intuisi atau pengalaman saja. Hal itu
mengakibatkan PT. Semeru Jaya sering mengalami keterlambatan negatif atau earliness
dalam menyelesaikan proyeknya sehingga berakibat pada penumpukan barang jadi di
gudang. Selain itu penjadwalan proyek yang digunakan oleh PT. Semeru Jaya sering
menghasilkan waktu penyelesaian yang tidak tepat. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa
data tidak selalu dalam kondisi yang pasti akibat beragam aktivitas yang ada dalam proyek.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menyusun penjadwalan proyek pekerjaanpekerjaan
dengan adanya ketidakpastian dan dilakukan perbandingan antar metode yang
digunakan serta menentukan lintasan kritis pada jaringan kerja proyek.
Metode yang digunakan dalam penjadwalan proyek adalah metode Critical Path
Method (CPM). CPM merupakan metode yang menggunakan satu angka estimasi durasi
kegiatan tertentu (deterministik) atau perkiraan waktu atau durasi tunggal untuk setiap
aktivitas (Single Duration Estimate). Pada penelitian ini selain menentukan durasi dari
proyek juga dilakukan penentuan lintasan kritis dari jaringan kerja yang terbentuk. Metode
CPM dilakukan dengan melakukan perhitungan maju, perhitungan mundur dan
perhitungan total float. Diharapkan dengan penjadwalan proyek yang lebih baik
perusahaan dapat menentukan waktu penyelesaian proyek yang lebih tepat sesuai kondisi
aktual.
Dari hasil pengolahan data dalam penjadwalan proyek, waktu penyelesaian proyek
Mesin Giling D40 berdasarkan metode CPM dengan waktu paling mungkin adalah 9.070
menit. Perbandingan antara metode perusahaan dan metode CPM dengan hasil aktual
menunjukkan bahwa metode CPM menghasilkan nilai yang lebih baik jika dibandingkan
dengan penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana selisih penjadwalan yang
dilakukan oleh perusahaan dengan aktual sebesar 5.280 menit pada proyek Mesin Giling
D40. Sedangkan dengan metode CPM didapatkan selisih sebesar 50 menit untuk proyek
Mesin Giling D40. Berdasarkan metode CPM juga didapatkan lintasan kritis dari proyek
yang perlu diperhatikan untuk menjaga waktu penyelesaian proyek agar tidak terjadi
penundaan. Dengan demikian perusahaan dapat menggunakan metode CPM untuk
penjadwalan proyek yang lebih tepat.