Abstract :
Perkembangan pembangunan infrastruktur yang semakin meningkat menyebabkan
potensi limbah konstruksi semakin tinggi. Hal ini berakibat pada kerusakan lingkungan
apabila tidak dimanfaatkan dengan benar. Salah satu jenis limbah konstruksi yang dapat
dimanfaatkan adalah limbah beton. Untuk menerapkan sustainable development, limbah
beton dapat diolah kembali menjadi agregat dalam bentuk RCA. RCA (Recycled Coarse
Aggregate) merupakan kerikil yang terbuat dari beton yang dihancurkan (didaur ulang),
sedangkan NCA (Normal Coarse Aggregate) merupakan agregat yang didapatkan dari alam.
RCA memiliki sifat lebih absortif, lebih mudah pecah dibandingkan dengan NCA. NCA dan
RCA dengan proporsi yang ditentukan dicampur pasta semen menjadi beton berpori
(porous). Beton berpori merupakan beton yang memiliki pori-pori yang besar dan bersifat
permeabel terhadap air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh RCA terhadap
kuat tekan, jenis variasi beton yang paling optimal serta pengaruh void ratio dan
permeabilitas terhadap kuat tekan beton porous. Variasi ukuran agregat yang digunakan
yaitu 1 – 2 cm, 0,5 – 1 cm, serta campuran 1 – 2 cm dan 0,5 – 1 cm dengan menggunakan
kadar RCA 0%, 50%, dan 100% terhadap NCA.
Metode pelaksanaan yang dilakukan berdasarkan standar yang berlaku untuk beton
porous diantaranya adalah ASTM C-33 untuk penelitian pendahuluan pada agregat , ASTM
C1688 untuk mengetahui density dan void ratio beton porous dalam kondisi beton segar, dan
ASTM C-39 untuk penelitian kuat tekan. Metode pelaksanaan sama dengan beton biasa,
namun perlu proctor hammer standart untuk pemadatan pada saat pembentukan beton pada
silinder. Perbandingan antara semen, agregat, dan air adalah 1 : 4 : 0,3. Curing (perawatan)
beton dilakukan dengan cara menutup cetakan beton dengan polietilen (plastic) selama 7
hari, sesuai dengan pelaksanaan curing di lapangan berdasarkan ACI 522-I-13.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar RCA mempengaruhi kuat tekan beton,
dapat dibuktikan berdasarkan variasi beton pada kondisi 0% RCA lebih tinggi daripada
beton 100% RCA pada setiap variasi ukuran agregat. Kondisi beton yang optimal yaitu pada
beton dengan variasi 50% RCA pada ukuran agregat 0,5-2 cm. Nilai kuat tekan rata-rata
yang dihasilkan sebesar 10,211 MPa. Hal ini disebabkan karena agregat yang lebih beragam
yang mempengaruhi kepadatan beton. Semakin besar pori-pori beton (void ratio), maka nilai
permeabilitas akan semakin tinggi serta semakin tinggi nilai void ratio dan permeabilitas
beton, maka nilai kuat tekan beton porous akan semakin rendah.