Abstract :
Limbah pertanian seperti kulit coklat merupakan sumber lignoselulosa dengan
kandungan lignin mencapai 14,7 ± 0,35 % (w/w). Lignin merupakan senyawa
aromatik kompleks heteropolymer yang tidak mudah dipecah secara hidrolitik,
sehingga digunakan jamur pelapuk. Pada penelitian ini digunakan jamur pelapuk
putih (S. commune) dan pelapuk coklat (S. lacrymans). Selama proses
pemecahan lignin, S. commune memanfaatkan enzim peroksidase dan lacase
sedangkan S. lacrymans secara non enzimatis dengan memanfaatkan OH*.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan CuSO4
terhadap aktivitas S. lacrymans dan S. commune dalam mendegradasi
lignoselulosa limbah kulit coklat. Tembaga dengan konsentrasi 0 mM; 0,5 mM;
1,5 mM; dan 2,5 mM ditambahkan pada S. commune serta S. lacrymans dan
diinkubasi selama 5 minggu. Hasil dari proses degradasi dengan perlakuan
terbaik akan dianalisa untuk mengidentifikasi senyawa vanillin yang mampu
dihasilkan oleh jamur pelapuk. Hasil menunjukkan bahwa penambahan
konsentrasi CuSO4 mempengaruhi hasil proses degradasi lignoselulosa kulit
coklat oleh S. commune dan S. lacrymans. Penambahan konsentrasi CuSO4
diketahui meningkatkan aktivitas enzim MnP dan lacase pada S.commune serta
aktivitas H2O2 pada S. lacrymans. Berdasarkan hasil diketahui bahwa aktivitas
enzim lacase tertinggi pada minggu ke- 3 atau hari ke-27 sebesar 0,18 IU L-1
dengan perlakuan penambahan konsentrasi CuSO4 sebesar 0,5 mM dan 1,5
mM, sedangkan aktivitas enzim MnP tertinggi pada minggu ke-4 sebesar 0,48 IU
L-1 dengan perlakuan penambahan konsentrasi CuSO4 sebesar 1,5 mM,
sedangkan aktivitas H2O2 tertinggi pada perlakuan penambahan konsentrasi
CuSO4 2,5 mM. Hasil menunjukkan bahwa penambahan CuSO4 2,5 mM pada
proses degradasi mampu meningkatkan aktivitas jamur S. lacrymans lebih tinggi
dibandingkan dengan jamur S. commune Pada penambahan CuSO4 2,5 mM
pada kulit coklat yang didegradasi oleh S. lacrymans minggu ke-5 dihasilkan
vanillin sebesar 3,7