Abstract :
Penelitian ini membahas tentang dampak pembangunan berkelanjutan pada ketahanan pangan di Kabupaten Ngawi dengan melihat Ngawi sebagai lumbung pangan nasional. Tetapi masih terdapat daerah rawan pangan yang disebabkan oleh masih adanya KK miskin pada daerah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan dampak pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dipengaruh oleh 3 pilar yaitu dalam keberlanjutan sosial, ekonomi dan lingkungan. Dari ketiga pilar tersebut harus saling berkesinambungan satu sama lain untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang efektif dan efisien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak pembangunan berkelanjutan bagi ketahanan pangan di Kabupaten Ngawi yaitu dalam keberlanjutan sosial meliputi adanya pembangunan lumbung, embung dan pemberian kredit lumbung pangan kepada Gapoktan. Dampak keberlanjutan ekonomi yaitu dengan adanya penguatan modal usaha kelompok, dan meningkatkan posisi tawar dalam transaksi. Dan pada keberlanjutan lingkungan yaitu kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat pinggiran dalam kemampuan menggunakan teknologi dan masih terdapatnya masyarakat yang menggunakan pupuk kimia sehingga menyebabkan kondisi tanah menurun. Sehingga dampak pembangunan tersebut menimbulkan adanya daerah rawan pangan. Upaya pemerintah Kabupaten Ngawi yaitu memberikan sosialisasi tentang diversifikasi pangan, pemberian modal pangan kepada kelembagaan, dan pengembangan usaha agribis pedesaan (PUAP).