Abstract :
Penelitian ini membahas mengenai kondisi kompleksitas keamanan kawasan di Eropa Timur dan bagaimana respon Rusia terhadap kompleksitas tersebut. Dengan menggunakan Teori Regional Security Complex, dalam penelitian ini akan membahas mengenai empat variabel esensial yang mempengaruhi terjadinya kompleksitas keamanan di kawasan, yaitu boundary, struktur anarki, polaritas, dan konstruksi sosial. Paska terjadi pelebaran NATO ke wilayah Timur, batas antara Rusia dan NATO menjadi sangat dekat. Kemudian masuknya aktor-aktor ekstenal ke dalam kawasan juga mempengaruhi dinamika keamanan di dalam kawasan. Perang Georgia pada tahun 2008 menjadi salah satu titik Rusia dianggap ancaman bagi negara di dalam kawasan. Selanjutnya terjadi krisis di Ukraina pada tahun 2013 dan adanya reunifikasi Crimea ke Rusia pada tahun 2014 menyebabkan kondisi keamanan di dalam kawasan semakin tidak stabil. Masuknya kekuatan besar yaitu Amerika Serikat dan NATO secara intens mempengaruhi terbelahnya kubu pertemanan di kawasan tersebut kedalam dua bagian, yaitu kubu NATO dan kubu Rusia. Kubu NATO berisi negara-negara yang berafiliasi dengan NATO sedangkan kubu Rusia diisi oleh Rusia dan Belarusia. Rivaliatas yang semakin kuat di dalam kawasan ini mempengaruhi adanya perubahan dari Rusia. Perubahan yang terjadi di Rusia dilihat sebagai suatu respon atas terjadinya kompleksitas keamanan di Kawasan Eropa Timur yang mulai berubah paska pelebaran NATO dan krisis yang terjadi di Ukraina yang juga membuat NATO semakin memperkuat posisinya di kawasan tersebut. Respon dari Rusia dapat dilihat melalui adanya perubahan pada tiga variabel turunan dari Teori Regional Security Complex, yaitu maintenance of the status quo, internal transformation, dan external transformation.