Abstract :
Perkembangan dunia bisnis terus mengalami peningkatan. Perusahaan tumbuh dengan sangat signifikan, mulai dari skala kecil, menengah sampai paling atas. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan lebih bisa menempatkan posisi perusahaan akan bersaingan. Penelitian ini mengembangkan konsep business exit pada family owned business dan memberikan pemahaman lebih dalam tentang opsi-opsi business exit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui family business succession sebagai opsi business exit pada family owned business. Berbicara tentang family owned business merupakan hal yang cukup menarik, sebab jika dilihat perkembanganya, ternyata banyak penelitian-penelitian yang menjelaskan tentang suksesnya family owned business dalam menghadapi persaingan bisnis. Hal inilah yang menarik para peneliti untuk meneliti fenomena family business succession sebagai salah satu opsi business exit, karena ternyata banyak perusahaan besar tingkat dunia yang sampai sekarang masih bertahan (sustain), bermula dari jenis family owned business yang berhasil melakukan family business succession dalam perusahaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, jenisnya studi kasus dan sumber didapatkan dari CEO Jawa Pos Nasional Network (JPNN). Data didapatkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata pada jenis family owned business tidak selalu cenderung melakukan family business succession dan juga tidak selalu bergantung pada perencanaan dari awal. Opsi family business succession cenderung menjadi opsi yang sering di ambil jika posisi family owned business tersebut dalam tahapan transisi dari generasi pertama ke generasi kedua. Indikator physicological ownership menjadi faktor yang dominan dalam menentukan masa depan perusahaan.
Succession ini seringkali menimbulkan masalah karena munculnya persoalan non-teknis dan muatan emosional yang tinggi dalam pelaksanaannya. Konteks family business succession pada perusahaan media menunjukkan bahwa perencanaan dalam succession itu dibutuhkan, meskipun ada yang terjadi karena unsure ketidaksengajaan, tetapi pada akhirnya juga melewati tahapan perencanaan. Aspek psikologis yang dihadapi oleh anggota keluarga di pucuk pimpinan family owned business terhadap rencana business exit menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Seorang founder tidak selalu identik berfikir tentang bagaimana family owned business itu harus diisi dengan keluarga atau tidak sepenuhnya menginginkan keluarga menjadi part of business dalam perusahaan tersebut