Abstract :
Sianida (CN) adalah zat beracun yang sangat mematikan. Kelompok CN dapat
ditemukan dalam banyak senyawa, beberapa adalah gas, padat atau cair. Identifikasi
korban keracunan Sianida ini sukar ditangani sehingga menjadi masalah di bidang
forensik. Penelitian ini menggunakan bangkai tikus Wistar yang kematiannya akibat induksi
Sianida sebagai media tumbuh lalat, yang dianalogikan sebagai jenazah manusia yang
mengalami kematian akibat keracunan Sianida. Penelitian ini merupakan penelitian
percobaan eksperimental laboratorium dengan membandingkan perbedaan pertumbuhan
larva dari lalat Chrysomya megacephala dengan menggunakan media tumbuh bangkai
tikus yang diinduksi Sianida dan bangkai tikus yang mati dengan cara dislokasi servikal
(normal). Setelah kedua tikus mati dengan cara berbeda dibiarkan selama 24 jam, diberi
lalat 50 lalat per tikus kemudian diamati pertumbuhan mulai dari telur sampai menjadi lalat
dewasa setiap pagi dan sore. Diambil 10 larva terbesar setiap stadium untuk diamati
pertumbuhan larva yang meliputi panjang, berat dan durasi pertumbuhan. Data penelitian
yang diperoleh dimasukkan dalam tabel dan di analisis kemaknaannya menggunakan
Independent Sample T-test dan Uji Mann Whitney. Semua analisis statistik menggunakan
program IBM SPSS Statistics 13.0 dari Windows dengan tingkat signifikansi 0,05 (p=0,05)
dan taraf kepercayaan 95% (?=0,05). Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan panjang
dan berat kelompok larva lalat pada media induksi Sianida lebih kecil dibandingkan media
normal. Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan larva dengan
kandungan Sianida lebih lama dibandingkan dengan tanpa Sianida, ada perbedaan
panjang dan berat larva antara media Sianida dengan media normal.