Abstract :
Kuantitas dan kualitas data hidrologi yang akurat dalam penentuan potensi air pada
suatu Wilayah Sungai (WS) sangat diperlukan dalam rangka mengoptimalkan kebutuhan
dan pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai. Hal ini tidak terlepas dari
pentingnya jaringan pos hidrologi yaitu, pos hujan dan pos duga air. Sub Daerah Aliran
Sungai (DAS) Lesti mempunyai memiliki syarat kerapatan jaringan 100-250 km2/pos
hujan menurut standar WMO. Dengan luas Sub DAS Lesti 382.837 km2 dan terdapat 6 pos
hujan, hal tersebut terlalu berlebihan karena jika diperhatikan sebenarnya 2-4 pos hujan
sudah cukup untuk mewakili daerah Sub DAS Lesti. Sehingga studi ini diperlukan untuk
mengevaluasi dan merasionalisasi kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air di Sub
DAS Lesti.
Evaluasi kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air eksisting menggunakan
standar WMO (World Meteorological Organization) dengan melihat syarat nilai
kerapatannya yang telah direkomendasikan dan luas daerah pengaruh pos hujan dan pos
duga air. Analisa hubungan kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air menggunakan
metode stepwise. Awalnya data hujan dan data debit dilakukan pemilihan jenis data, uji
konsistensi dan uji homogenitas terlebih dahulu untuk melihat kualitas datanya. Kemudian
dianalisa dengan metode stepwise dan akan mendapatkan hasil model regresi terbaik
dengan melihat nilai koefisien korelasinya. Kemudian hasil model regresi tersebut
dianalisa regresi linear, uji F, uji t, analisa koefisien determinasi dan uji asumsi klasik (uji
normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi). Setelah itu didapatkan
beberapa rekomendasi pos hujan berdasarkan proses analisa metode stepwise dan untuk
mendapatkan hasil rekomendasi yang rasional dilihat dari 2 aspek yaitu uji statistika dan
luas daerah pengaruh dari masing-masing pos hujan.
Hasil evaluasi kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air dengan standar WMO,
sudah rasional untuk pos duga air dimana terdapat 1 pos duga air di Sub DAS Lesti dengan
luas 382.837 km2 yang syarat kerapatannya 300-1000 km2/pos duga air. Sedangkan untuk
pos hujan walaupun terdapat 6 pos hujan dan telah memiliki kerapatan jaringan yang bagus
artinya sangat memenuhi standar WMO dimana syarat kerapatannya 100-250 km2/pos
hujan namun hal tersebut belum rasional karena penyebarannya belum cukup merata jika
dilihat dari luas daerah pengaruh pada masing-masing pos hujan. Dan hasil analisa
hubungan kerapatan jaringan pos hujan da pos duga air dengan metode stepwise
didapatkan 5 rekomendasi. Rekomendasi jumlah pos hujan yang rasional adalah
rekomendasi 1 dengan jumlah 2 pos hujan dan rekomendasi 2 dengan jumlah 3 pos hujan.