DETAIL DOCUMENT
Pengaruh Pemberian Catechins Terhadap Ekspresi Tnf-Α Dan Apoptosis Jaringan Serta Status Fungsional Otak Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Model Cedera Otak Traumatik Fokal
Total View This Week0
Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Utami, Sartika Dewi
Subject
615.323 624 Drugs derived from specific plants (Mangosteens, Tea) 
Datestamp
2021-11-25 06:46:19 
Abstract :
Cedera otak traumatik masih merupakan menjadi salah satu penyebab utama kecacatan, kematian dan beban ekonomi pada masyarakat. Saat ini, telah diketahui bahwa tidak semua kerusakan otak terjadi saat kejadian trauma, namun lebih banyak terjadi saat gangguan otak sekunder, yang berlangsung hingga berhari-hari, dimana proses dasarnya adalah oksidasi dan inflamasi. Catechins memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi Pada penelitian ini catechins diharapkan mampu menurunkan ekspresi TNF-α dengan menurunkan ekspresi gen STAT-1 dan melalui hambatan pada NFKβ. Serta menurunkan apoptosis sel neuron, dengan menghambat pembentukan radikal bebas melalui hambatan jalur NADPH oksidase, menetralisir radikal bebas yang telah terbentuk, serta meningkatkan protein antiapoptosis (Bcl-2) dan menurunkan protein sel proapoptosis (Bax, Bcl-XS), dan memperbaiki status fungsional otak tikus model cedera otak traumatic. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian catechins terhadap ekspresi TNF-α, sel apoptosis dan status fungsional otak tikus model cedera otak traumatik. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental sebenarnya (true experimental design) di laboratorium secara in vivo dengan Randomized Post Test Only Controlled Group Design pada hewan model tikus wistar (Rattus novergicus galur wistar). Penelitian ini menggunakan hewan coba sebanyak 40 ekor yang terbagi dalam 2 kelompok waktu pengamatan, masing-masing terdiri dari 5 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kelima kelompok tersebut adalah kelompok A (kontrol negatif) yaitu tikus yang tidak diberikan perlakuan cedera otak traumatik maupun catechins, kelompok B (kontrol positif) yaitu model cedera otak traumatik tanpa diberi catechins, kelompok C, D, dan E yaitu kelompok perlakuan yang menjadi model cedera otak traumatik dan diberi catechins dengan dosis 513, 926, dan 1113 mg/kgbb/hari. Pemberian catechins diberikan secara peroral dan pengamatan ekspresi TNF-α, apoptosis sel dan status fungsional otak tikus dilakukan setelah perlakuan selama tiga dan tujuh hari. Berdasarkan hasil uji beda ANOVA dan Kruskall wallis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian catechins terhadap ekspresi TNF-α, apoptosis sel dan status fungsional otak, didapatkan hasil secara berurutan pada hari ketiga (p=0.002, p=0.004, p=0.000; p<0.05) dan pada hari ketujuh (p=0.000, p=0.000, p=0.002; p<0.05) maka terdapat perbedaan yang nyata antar kelompok pada semua variable dan waktu pengamatan. Hasil uji korelasi Spearman dan Pearson, menunjukkan nilai r dan p secara berurutan pada hari ketiga (r= -0.838, p=0.000; r= -0.691, p=0.003; R= -0.441, p=0.088) dan pada hari ketujuh (r= -0.921, p=0.000; r=-0.890, p=0.000; r=-0.754, p=0.001) menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara dosis catechins dan sel apoptosis, semakin tinggi dosis catechins makin rendah ix sel apoptosis kecuali NSS pada hari 3, terdapat hubungan yang signifikan antara dosis pemberian catechins dengan ekspresi TNF-α, apoptosis sel dan status fungsional otak tikus. Hasil uji perbandingan berpasangan pada NSS, menunjukkan p=0.006 (hari 3) dan p=0.003 (hari 7), menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian catechins. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian catechins dapat menurunkan ekspresi TNF-α dan apoptosis sel serta meningkatkan status fungsional otak tikus, serta terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan dosis catechins dengan penurunan ekspresi ekspresi TNF-α dan apoptosis sel serta meningkatkan status fungsional otak tikus wistar (Rattus norvegicus) model cedera otak traumatik fokal. 
Institution Info

Universitas Brawijaya