Abstract :
Budidaya tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh pemilihan lahan yang
sesuai. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kentang dipengaruhi oleh faktor
iklim dan karakteristik lahan. Digunakan 11 kriteria kesesuaian lahan antara lain:
temperatur rata-rata, curah hujan bulan pertama, curah hujan bulan kedua
hingga ketiga, curah hujan bulan keempat, kelembapan udara, drainase, tekstur
tanah, kedalaman efektif, pH H2O, KTK dan kemiringan lereng. Hasil clustering
berupa 4 class kesesuaian lahan yaitu sangat sesuai (S1), agak sesuai (S2), sesuai
marginal (S3) dan tidak sesuai (N). Clustering lahan bertujuan untuk memberikan
rekomendasi kesesuaian lahan untuk ditanami tanaman kentang. Pada penelitian
ini diusulkan lima arsitektur clustering yaitu K-Means, PSO, PSO K-Means, KMeans
PSO dan hybrid PSO K-Means (KCPSO). Arsitektur hybrid digunakan untuk
mendapatkan hasil cluster yang lebih akurat. Pada penelitian ini digunakan
pendekatan baru dengan melakukan improve metode KCPSO dengan random
injection. Untuk mengukur seberapa baik solusi yang dihasilkan digunakan nilai
fitness. Pada kasus clustering ini fungsi fitness dihitung menggunakan silhouette
koefisien. Untuk memperoleh solusi yang optimum perlu dilakukan pengujian
antara lain: pengujian arsitektur clustering, pengujian parameter dan pengujian
hasil clustering. Hasil yang diperoleh dari improve KCPSO menunjukkan nilai ratarata
fitness terbesar dibandingkan dengan 5 arsitektur clustering lainnya dengan
nilai 0.7794. Tingkat akurasi diperoleh dengan cara membandingkan hasil
clustering dengan hasil kesesuaian lahan oleh pakar yang berpedoman pada
framework FAO 1976 tentang evaluasi lahan. Berdasarkan pengujian hasil
clustering yang dibandingkan dengan hasil pakar diperoleh tingkat akurasi
sebesar 76%.