DETAIL DOCUMENT
Pemodelan Dan Analisis Baterai Lithium Ion 3,2V LiFePO4 Single Cells
Total View This Week0
Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Hadiyati, Nadia Alifia
Subject
 
Datestamp
2021-12-10 03:28:30 
Abstract :
Baterai merupakan alat penyimpan energi yang sedang mengalami banyak perkembangan. Dari berbagai jenis baterai yang telah dikembangkan, salah satunya adalah baterai lithium ion. Baterai lithium ion termasuk jenis baterai sekunder (rechargeable battery) yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan baterai sekunder yang lain. Salah satunya adalah tidak adanya efek memori, sehingga menyebabkan proses charge maupun discharge menjadi lebih praktis. Software Simulink Matlab akan digunakan sebagai simulator pemodelan baterai. Hasil penelitian ini disajikan dalam grafik karakteristik arus discharge berdasarkan kapasitas baterai dan waktu operasinya, serta grafik tegangan dari keluaran simulasi rangkaian, grafik SOC (State Of Charge), grafik kecepatan beban motor dan grafik arus angker. Selain itu ada hasil simulasi yang berkaitan dengan variasi arus dan tegangan baterai serta pengaruh suhu dalam maupun suhu luar baterai pada hal tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai tegangan yang diberikan, maka rentang waktu siklus charge bernilai tetap yaitu 3% dan pada siklus discharge terjadi penurunan nilai dengan rata-rata 16%. Semakin tinggi arus maka rentang waktu siklus charge dan discharge yang terjadi akan semakin cepat dengan rata-rata nilai 18% dan 35%. Semakin tinggi suhu Td maka grafik kurva kecepatan beban motor pada siklus pertama akan mengalami dua proses, pada suhu - menuju suhu 10 C akan mengalami peningkatan dari 4320rad/s menjadi 5830rad/s, sedangkan pada suhu 10 C menuju suhu 50 C mengalami penurunan dari 5830rad/s menjadi 4686rad/s. Sementara pada kurva siklus kedua mengalami tiga proses, pada suhu - menuju suhu 10 C akan mengalami penurunan dari 4100rad/s menjadi 3777rad/s, pada suhu 25 C menuju suhu 30 C mengalami peningkatan dari 4520rad/s menjadi 4630rad/s dikarenakan gangguan, dan pada suhu 40 C menuju suhu 50 C akan mengalami penurunan dari 3688,8rad/s menjadi 3677rad/s. Sedangkan semakin tinggi suhu Td maka grafik kurva arus angker pada siklus pertama akan mengalami dua proses, pada suhu - menuju suhu 10 C akan mengalami peningkatan dari -832,3A menjadi 1664A, sedangkan pada suhu 10 C menuju suhu 50 C mengalami penurunan dari -1216A menjadi -997,5A. Sementara pada kurva siklus kedua mengalami tiga proses, pada suhu - menuju suhu 10 C akan mengalami penurunan dari -732,5A menjadi -637,23A, pada suhu 25 C menuju suhu 30 C mengalami peningkatan dari -892,3A menjadi -940A dikarenakan gangguan, dan pada suhu 40 C menuju suhu 50 C akan mengalami penurunan dari -604,27A menjadi -600A. Semakin tinggi suhu Ta maka grafik kurva kecepatan beban motor pada siklus pertama akan mengalami peningkatan dari 5150rad/s menjadi 5688,5rad/s, sedangkan pada siklus kedua akan mengalami dua proses, pada suhu 15 C menuju 25 C akan mengalami peningkatan dari 4500rad/s menjadi 4540rad/s dan pada suhu 35 C menuju suhu 65 C mengalami penurunan dari 4500rad/s menjadi 4428rad/s. Sementara semakin tinggi suhu Ta pada arus angker maka siklus pertama akan meningkat dari -1216A menjadi -1562A, sementara pada siklus kedua akan mengalami dua proses, pada suhu 15 C menuju 25 C akan mengalami peningkatan dari -892,28A menjadi -905,2A dan pada suhu 35 C menuju suhu 65 C mengalami penurunan dari -892A menjadi -860A. 
Institution Info

Universitas Brawijaya