Abstract :
Sistem Air Conditioning (AC) telah menjadi aksesoris utama pada pada kendaraan untuk
meningkatkan kenyamanan berkendaraan. Namun demikian, selama sistem AC bekerja
dengan sistem kompresi uap, akan mengambil tenaga dari mesin untuk menggerakkan
kompresor. Hal ini meningkatkan konsumsi bahan bakar hingga 21-53%. Sementara itu,
kendaraan berbahan bakar LPG menyediakan potensi pendingin langsung (direct
refrigeration) dari perubahan fase LPG pada perangkat vaporizer Potensi ini belum
dimanfaatkan dan hilang melalui engine coolant. Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada
karakteristik direct refrigeration (potensial dan aktual) yang dihasilkan dari penguapan LPG
tersebut untuk pendinginan kabin mobil.
Penelitian ini terdiri dari empat tahapan utama. Pertama, pengujian komposisi LPG
dengan Gas Chromatography-Mass Spectromety (GC-MS). Kedua, simulasi energy delivery
dan potensi efek pendinginan pada evaporator dengan data yang diperoleh dari GC-MS.
Ketiga, validasi efek pendinginan aktual pada berbagai variasi laju aliran massa LPG dan
tekanan evaporasi. Terakhir, perhitungan COP direct refrigeration (COPDR).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) LPG yang keluar dari tangki selama proses
pengosongan tangki menunjukkan bahwa komposisi molekul propane dan butane 2-methyl
tidak konstan selama proses pengosongan tangki. Namun demikian, perubahan komposisi
LPG tidak berpengaruh signifikan terhadap efek pendinginan yang dihasilkan, selama LPG
yang mengalir dalam fuel line (sebelum diekspansikan) berbentuk cairan; 2). Semakin tinggi
tekanan penguapan LPG dalam evaporator dan semakin besar laju aliran massa LPG, semakin
besar efek pendinginan yang dihasilkan. Namun demikian, efek pendinginan yang dihasilkan
adalah tidak linier dengan kenaikan laju aliran massa LPG karena keterbatasan area transfer
kalor pada evaporator. Hasil pengujian menunjukkan efek pendinginan maksimal yang dapat
dibangkitkan adalah sebesar 1,2 kW. Dengan beban pendinginan sebuah mobil penumpang
berkisar antara 3-6 kW, ini berarti bahwa efek pendinginan dari sistem bahan bakar LPG
memberikan kontribusi pada sistem AC hingga 40% untuk kendaraan dengan beban
pendinginan 3 kW dan 20% untuk kendaraan dengan beban pendinginan 6 kW; dan 3) Pada
kasus Direct refrigeration, COPDR dihitung dengan membandingkan efek refrigerasi dengan
kerja kompresi untuk menghasilkan LPG cair bertekanan. Hasil perhitungan COPDR menurun
ketika laju aliran massa LPG ditingkatkan dan COPDR meningkat ketika tekanan evaporasi
dinaikkan. Nilai COPDR tertinggi adalah 6,27 yang diperoleh pada laju aliran massa LPG 1
g/s dan tekanan evaporasi 0,15 MPa. Sebagai kesimpulan, konsep direct refrigeration pada
kendaraan dengan bahan bakar LPG sangat menjanjikan untuk dikembangkan sebagai sistem
hibrida dengan sistem AC.