DETAIL DOCUMENT
Campur Kode yang Digunakan Mahasiswa-mahasiswa Solomon Sebagai Pembelajar Bahasa Indonesia di Universitas Brawijaya
Total View This Week0
Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Sibuea, Fortina Mora
Subject
404.2 Bilingualism 
Datestamp
2020-12-11 08:02:25 
Abstract :
Dalam keseharian seorang bilingual seperti beberapa mahasiswa dari Kepulauan Solomon yang belajar di Universitas Brawijaya, campur kode merupakan hal yang lumrah diucapkan ketika berkomunikasi dengan orang Indonesia. Hal ini dibahas dalam Sosiolinguistik dimana seseorang belajar bahasa tempat ia tinggal untuk memperlancar komunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Studi ini mengkaji jenis campur kode dan alasan yang digunakan oleh mahasiswa-mahasiswa dari Solomon ketika berkomunikasi. Ada dua tujuan dari studi ini, yaitu (1) untuk mencari tahu jenis campur kode; (2) untuk mengkaji alasan mengapa menggunakan campur kode ketika berkomunikasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dokumen analisis sebagai desain penelitian. Data dari penelitian ini adalah transkrip percakapan yang dilakukan oleh penulis dan dua mahasiswa dari Solomon. Berdasarkan temuan akhir penelitian ini, penulis menemukan jenis dan alasan untuk mengetahui campur kode berdasarkan teori Hoffman. Dari 52 data terdapat 5 jenis campur kode yaitu: intra sentential, inter sentential, involving a change of pronunciation, making emblematic dan intra lexical. Sedangkan temuan akhir untuk mendapatkan alasan dari 7 alasan yang dikemukakan oleh Hoffman, hanya 5 alasan yang didapat dari penelitian ini, yaitu: niat untuk mengklarifikasi isi percakapan untuk lawan bicara, interjeksi, membicarakan topik tertentu, mengutip perkataan orang lain dan pengulangan digunakan untuk klarifikasi. Terdapat beberapa percakapan dimana percakapan tersebut tergolong dua jenis alasan mengapa menggunakan campur kode. Selain alasan yang dikemukakan oleh Hoffman, Mahasiswa Solomon mengungkapkan alasan mereka menggunakan campur kode karena kebanyakan lawan bicara mereka tidak bisa dan tidak mengerti bahasa Inggris. Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis intra sentential dan niat untuk mengklarifikasi isi percakapan untuk lawan bicara merupakan jenis dan alasan campur kode yang paling banyak digunakan ketika berkomunikasi dengan penulis. Hal ini disebabkan karena mereka ingin mengklarifikasi ucapan mereka dengan menyisipi beberapa kosa kata Bahasa Indonesia agar lebih mudah dimengerti oleh penulis. Penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk memperkaya penelitian mengenai sosiolinguistik selain campur kode pada objek yang berbeda jika melakukan penelitian yang serupa. 
Institution Info

Universitas Brawijaya