DETAIL DOCUMENT
Potensi Senyawa Glukosamin Dan Kondroitin Sulfat Pada Produk Kaldu Dari Bubuk Ceker Ayam Sebagai Anti-Osteoarthritis Yang Diuji Secara Invivo
Total View This Week0
Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Ladamay, Nidha Arfa
Subject
616.722 3 Osteoarthritis 
Datestamp
2021-11-26 06:53:35 
Abstract :
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif. Pengurangan perkembangan OA pada penderita dilakukan salah satunya dengan pemberian glukosamin (GS) dan kondroitin sulfat (CS). GSdan CS dari produk hewani selama ini mengandalkan sirip ikan hiu. Namun bahan baku sirip hiu sulit didapatkan, mahal dan terancam punah, sehingga diperlukan alternatif sumber tulang rawan yang memiliki kandungan nutrisi yang sama dengan sirip ikan hiu, misalnya ceker ayam. Ceker adalah kaki dari unggasayam yang mudah didapatkan, harganya murah dan tinggi komponen tulang rawan. Tulang rawan ayam memiliki kandungan CS2,17% dan kandungan GS12,98 % sehingga ceker ayam berpotensi sebagai anti-OA. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode rebus dan presto dalam pembuatan bubuk ceker ayam sebagai bahan baku kaldu ceker ayam terhadap kandungan GS dan CS tertinggi serta pengaruh kaldu ceker ayam, suplemen tulang rawan ceker ayam dan suplemen GS komersial terhadap sitokin TNF-α dan histopatologi tulang rawan sendi lutut tikus. Penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahap pertama adalah optimasi bubuk ceker ayam sebagai bahan baku produk kaldu ceker ayam dengan metode rebus 5 menit dan presto 60 menit. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga didapatkan 10 unit perlakuan. Bubuk kaldu perlakuan terbaik dipilih menggunakan metode Zeleny. Tahap kedua adalah pengujian anti-OA secara in vivo dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan kontrol negatif (A1), kontrol positif (A2), produk bubuk kaldu ceker ayam terbaik (A3), bubuk suplemen ekstrak tulang rawan ceker ayam (A4), dan suplemen komersial (welmove) (A5) dengan melihat ekspresi TNF-α dan histopatologi tulang rawan sendi lutut tikus. Tikus diperlakukan OA dengan pemberian injeksi papain (4%) dan cysteine (0,03 M) melalui intra-articulary sendi lutut kanan pada hari ke1, ke4 dan ke7. Setiap perlakukan terdiri dari 5 ekor tikus. Analisa data menggunakan ANOVA dan uji lanjut BNT (α=5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode perebusan dan presto berpengaruh nyata terhadap kandungan CS (P<0,5 t-test), namun tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan GS (P>0,5 t-test) produk bubuk kaldu ceker ayam. Perlakuan terbaik didapatkan dari produk bubuk kaldu ceker ayam rebus dengan kandungan GS 1,31±0,27% dan CS 0,81±0,02%. Pemberian bubuk kaldu ceker ayam, bubuk suplemen ekstrak tulang rawan ceker ayam dan suplemen tidak berpengaruh nyata (p>0,5) terhadap penurunan ekspresi TNF-α hewan uji tikus. Perlakuan bubuk suplemen ekstrak tulang rawan ceker ayam terbukti paling baik dalam mengurangi pembentukan OA dan didukung dengan hasil histopatologi dimana tulang rawan kelompok A4 memiliki lapisan superfisial yang teratur, morfologi sel normal dan populasi kondrosit normal. 
Institution Info

Universitas Brawijaya