Abstract :
Genangan merupakan tertundanya air hujan untuk ditampung dan dialirkan melalui
saluran ke badan air. Genangan dapat terjadi dengan penyebab yang beragam tergantung
karakteristik lokasi dan lingkungannya. Di Kecamatan Tandes Kota Surabaya dengan
mayoritas lahan pemukiman penduduk merupakan lokasi langganan terjadi genangan tiap
musim hujan. Genangan yang terjadi mengakibatkan kerugian bagi masyarakat dan
lingkungan. Maka dari itu dibutuhkan studi terkait penyebab genangan, salah satu cara
adalah dengan mengevaluasi saluran drainase yang ada. Selain itu dibutuhkan alternatif
yang efisien, solutif, dan berkelanjutan untuk menangani permasalahan genangan di masa
sekarang dan dimasa yang akan datang dilokasi tersebut.
Pada penelitian ini, di lakukan evaluasi saluran drainase dilokasi studi berdasarkan
kapasitas eksisting dibandingkan dengan debit rancangan kala ulang 10 tahun. Penanganan
yang di sarankan ada 2 alternatif yang pertama adalah penambahan dimensi untuk saluran
yang kapasitasnya tidak memenuhi, dan yang kedua adalah mengurangi limpasan air hujan
yang masuk ke saluran dengan perencanaan sistem pemanen air hujan untuk di terapkan di
bangunan pemukiman, jasa perkantoran, maupun industri yang tersebar di daerah
tangkapan air untuk tiap-tiap saluran yang memiliki kapasitas yang tidak mencukupi.
Hasil dari studi ini didapatkan bahwa 9 dari 16 saluran yang dievaluasi memiliki
kapasitas yang lebih kecil daripada debit rencana kala ulang 10 tahun, dengan total
kelebihan air 13,062m3/dt. Untuk penanganan genangan, alternatif pertama adalah dengan
memperdalam dan memperlebar 9 saluran tersebut dengan memperhitungkan debit
limpasan agar tertampung. Hasil perhitungan untuk penambahan dimensi dari 9 saluran
terdapat 4 saluran yang direncanakan pelebaran dan pendalaman, dan 5 saluran
direncanakan pendalaman saja, dengan penambahan dimensi 0,4-1 m. Alternatif kedua
yaitu dengan merencanakan sistem pemanen air hujan di daerah tangkapan air 9 saluran
dengan total seluas 0,75 km2. Hasil perhitungan dengan perkiraan bangunan seluas 100 m2
didapat ukuran tangki berdimensi 4 x 2,5 x 2,5 m. Untuk mereduksi kelebihan air yang
tidak mampu ditampung dan dialirkan 9 saluran drainase tersebut maka didapatkan jumlah
minimal bangunan sistem pemanen air hujan yang harus diterapkan, yaitu 1153 bangunan.
Biaya yang dibutuhkan untuk alternatif pertama yaitu sebesar Rp38.224.083.300,
sedangkan biaya yang dibutuhkan alternatif kedua sebesar Rp. 60.785.985.900. Dari kedua
alternatif, alternatif pertama lebih disarankan karena biaya yang lebih rendah dan
pelaksanaannya lebih cocok dan efektif dari pada alternatif yang kedua.