DETAIL DOCUMENT
Studi Evaluasi Saluran Drainase dan Alternatif Penanganan Genangan di Kecamatan Tandes Kota Surabaya
Total View This Week0
Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Setyowati, Elfira Dyah
Subject
625.734 Drainage 
Datestamp
2021-10-19 03:15:57 
Abstract :
Genangan merupakan tertundanya air hujan untuk ditampung dan dialirkan melalui saluran ke badan air. Genangan dapat terjadi dengan penyebab yang beragam tergantung karakteristik lokasi dan lingkungannya. Di Kecamatan Tandes Kota Surabaya dengan mayoritas lahan pemukiman penduduk merupakan lokasi langganan terjadi genangan tiap musim hujan. Genangan yang terjadi mengakibatkan kerugian bagi masyarakat dan lingkungan. Maka dari itu dibutuhkan studi terkait penyebab genangan, salah satu cara adalah dengan mengevaluasi saluran drainase yang ada. Selain itu dibutuhkan alternatif yang efisien, solutif, dan berkelanjutan untuk menangani permasalahan genangan di masa sekarang dan dimasa yang akan datang dilokasi tersebut. Pada penelitian ini, di lakukan evaluasi saluran drainase dilokasi studi berdasarkan kapasitas eksisting dibandingkan dengan debit rancangan kala ulang 10 tahun. Penanganan yang di sarankan ada 2 alternatif yang pertama adalah penambahan dimensi untuk saluran yang kapasitasnya tidak memenuhi, dan yang kedua adalah mengurangi limpasan air hujan yang masuk ke saluran dengan perencanaan sistem pemanen air hujan untuk di terapkan di bangunan pemukiman, jasa perkantoran, maupun industri yang tersebar di daerah tangkapan air untuk tiap-tiap saluran yang memiliki kapasitas yang tidak mencukupi. Hasil dari studi ini didapatkan bahwa 9 dari 16 saluran yang dievaluasi memiliki kapasitas yang lebih kecil daripada debit rencana kala ulang 10 tahun, dengan total kelebihan air 13,062m3/dt. Untuk penanganan genangan, alternatif pertama adalah dengan memperdalam dan memperlebar 9 saluran tersebut dengan memperhitungkan debit limpasan agar tertampung. Hasil perhitungan untuk penambahan dimensi dari 9 saluran terdapat 4 saluran yang direncanakan pelebaran dan pendalaman, dan 5 saluran direncanakan pendalaman saja, dengan penambahan dimensi 0,4-1 m. Alternatif kedua yaitu dengan merencanakan sistem pemanen air hujan di daerah tangkapan air 9 saluran dengan total seluas 0,75 km2. Hasil perhitungan dengan perkiraan bangunan seluas 100 m2 didapat ukuran tangki berdimensi 4 x 2,5 x 2,5 m. Untuk mereduksi kelebihan air yang tidak mampu ditampung dan dialirkan 9 saluran drainase tersebut maka didapatkan jumlah minimal bangunan sistem pemanen air hujan yang harus diterapkan, yaitu 1153 bangunan. Biaya yang dibutuhkan untuk alternatif pertama yaitu sebesar Rp38.224.083.300, sedangkan biaya yang dibutuhkan alternatif kedua sebesar Rp. 60.785.985.900. Dari kedua alternatif, alternatif pertama lebih disarankan karena biaya yang lebih rendah dan pelaksanaannya lebih cocok dan efektif dari pada alternatif yang kedua. 
Institution Info

Universitas Brawijaya