Abstract :
Penanganan masalah kesehatan jiwa telah bergeser dari Hospital based menjadi
Community based psychiatric services, sehingga pelayanan tidak hanya berfokus terhadap
upaya kuratif tetapi lebih menekankan upaya proaktif yang berorientasi pada upaya
pencegahan (preventif) dan promotif (WHO, 2013). Salah satu upaya yang dilakukan dalam
menangani masalah kesehatan jiwa masyarakat adalah dengan pengembangan Desa Siaga
Sehat Jiwa (DSSJ) yang merupakan pengembangan program kesehatan mental berbasis
masyarakat (Keliat et al., 2011). Gangguan jiwa di Indonesia menunjukkan bahwa
prevalensi gangguan jiwa berat di daerah pedesaan ternyata lebih tinggi dibandingkan
daerah perkotaan (Riskesdas, 2015), sehingga program DSSJ menjadi salah satu solusi
tepat dalam mengatasi masalah tersebut. Terwujudnya DSSJ tentunya membutuhkan peran
serta kader (Marchira, 2014). Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengeksplorasi pengalaman kader jiwa dalam mewujudkan DSSJ.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
intepretif. Penelitian ini dilakukan di 5 desa berbeda yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Bantur. Partisipan dalam penelitian ini adalah kader jiwa yang aktif
dan telah ditunjuk sebagai kader DSSJ dari awal dibentuk DSSJ (tahun 2011-2012) hingga
saat ini (2017) didapatkan sebanyak 6 partisipan. Data dikumpulkan melalui wawancara
mendalam dengan panduan wawancara semi testruktur kemudian dianalisis dengan
menggunakan Intepretive Phenomenological Analysis (IPA) (Smith et al, 2009).
Dari hasil penelitian ini diperoleh 7 tema. Tujuh tema tersebut meliputi: membesarkan
hati dan niat menjadi kader demi menjawab kepercayaan masyarakat; prihatin belum
optimalnya dukungan semua pihak; rasa syukur atas keberhasilan memenuhi tanggung
jawab sebagai kader; iba dengan pasien yang mendapatkan stigma negatif dari masyarakat;
gigih menjalankan tugas sebagai kader; meyakini memiliki tanggung jawab moral membantu
sesama sebagai ladang pahala; serta mendambakan kepedulian semua pihak. Sehingga
dari tujuh tema besar tersebut, core tema dalam penelitian ini adalah Kegigihan mewujudkan
niat sukarela membantu sesama melalui tanggung jawab sebagai kader.
Kader DSSJ memiliki motivasi diri yang besar dalam menjalankan perannya. Hal
tersebut telah terbukti dengan masih terus aktif membantu pasien dan keluarga hingga saat
ini. Kesimpulan dalam penelitian ini ialah niat tulus dan rasa tanggung jawab tinggi yang
dimiliki kader menjadi kunci kegigihan kader dalam melaksanakan tugas membantu pasien
dan keluarga, sehingga dengan kegigihan tersebut memberikan manfaat terwujudnya
program DSSJ di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bantur.