DETAIL DOCUMENT
Perbedaan Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Dan Terapi Suportif Terhadap Kecemasan Orangtua Dengan Anak Hospitalisasi Di Rsud.Dr.R.Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur
Total View This Week0
Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Martiningsih, Farida Maemunah
Subject
616.891 Therapy 
Datestamp
2021-10-21 07:36:33 
Abstract :
Pada dasarnya hampir semua orang tidak ingin mengalami hospitalisasi karena harus tinggal dan menjalani tindakan perawatan di Rumah Sakit. Bagi anak-anak hospitalisasi menjadi sangat tidak menyenangkan terlebih saat anak harus menjalani beberapa prosedur tindakan dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di RSUD.Dr.R.Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur, bahwa jumlah anak yang menjalani hospitalisasi tahun 2016 adalah sebanyak 2410 anak. Hospitalisasi tidak hanya berdampak terhadap anak tetapi akan berdampak juga bagi orangtua, dimana hal ini tentunya menimbulkan rasa cemas dan stres bagi para orangtua, masalah ini biasanya ditandai adanya ketegangan otot, sakit kepala, susah tidur, bahkan tidak dapat mengambil keputusan dengan baik. Orangtua pada saat anak menjalani hospitalisasi seringkali mengalami kecemasan akibat stress. Masalah kecemasan pada orangtua apabila tidak mempunyai mekanisme koping yang baik, dapat menjadi kecemasan berat atau panik. Masalah ini dapat menambah stressor bagi anak yang sedang membutuhkan dukungan kedua orangtuanya. Sehingga dalam kondisi ini orangtua sangat membutuhkan dukungan secara emosi dan sosial tidak hanya dari keluarga atau kerabat, tetapi membutuhkan dukungan dari lingkungannya. Dalam melakukan intervensi keperawatan menggunakan psikoterapi, masalah psikososial seperti kecemasan dan depresi ini dapat diatasi dengan menggunakan Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Suportif. Terapi Relaksasi Otot Progresif ini disebut sebagai bentuk ketrampilan koping aktif, karena terapi ini dapat diterapkan langsung pada situasi yang dapat menimbulkan kecemasan. Diharapkan dengan menggunakan terapi ini masalah yang timbul pada gejala fisik dan psikologis orangtua akibat kecemasan dapat teratasi. Bentuk terapi yang efektif untuk mengatasi masalah kecemasan orangtua yang mempengaruhi respon psikomotor, prilaku, dan sosial adalah dengan menggunakan Terapi Suportif, agar kemampuan koping individu, berkaitan dengan kemampuan problem solving dan mempersepsikan sesuatu, yang berfokus pada aspek kognitifnya dapat menjadi lebih baik dalam mengatasi masalah kecemasannya. Berdasarkan kemampuan dan kelebihan dari masing-masing jenis psikoterapi ini dalam mengatasi masalah psikososial seperti kecemasan, dan berdasarkan keberhasilan penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya tentang keefektifan dari Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Suportif dalam mengatasi masalah kecemasan, maka peneliti ingin menggunakan kedua jenis terapi ini dalam mengatasi masalah kecemasan orangtua di lokasi penelitian. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Suportif terhadap kecemasan orangtua dengan anak hospitalisasi di RSUD.Dr.R.Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian Quasi experimental pre post test dengan jumlah responden 25 pasang orangtua masing-masing kelompok yang memenuhi syarat inklusi, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data menggunakan kuisioner kecemasan menurut HARS. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan analisa univariat untuk menganalisis variabel secara diskriptif, analisa bivariate menggunakan independent sample t-test, dependent sample t-test dan uji chi square. Lokasi penelitian dilakukan di RSUD.Dr.R.Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2017- Oktober 2017. Hasil analisa data menunjukkan bahwa selisih penurunan skor dengan Terapi Relaksasi Otot Progresif mencapai 13,94 (nilai p uji t = 0,000). Sedangkan selisih penurunan skor dengan terapi Terapi Suportif adalah 9,78 (nilai p uji t = 0,000). Dilihat dari skor posttest, Terapi Relaksasi Otot Progresif memiliki nilai lebih kecil (6,30) dari pada Terapi Suportif (10,44) dengan nilai p uji t = 0,000. Nilai koefisien regresi yang diperoleh adalah -4.231 yang memiliki arti bahwa pemberian Terapi Relaksasi Otot Progresif akan menurunkan skor kecemasan responden sebesar 4.231 dibandingkan pemberian Terapi Suportif, hal ini menunjukkan bahwa Terapi Relaksasi Otot Progresif berpengaruh lebih baik daripada Terapi Suportif dalam menurunkan kecemasan orangtua dengan anak yang menjalani hospitalisasi di RSUD.Dr. R. Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok terapi yaitu Terapi Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Suportif memiliki kemampuan dalam menurunkan kecemasan. dan hasil yang lebih baik adalah menggunakan Terapi Relaksasi Otot Progresif. Perlu dikembangkan penelitian selanjutnya menggunakan modifikasi dari Terapi Relaksasi Otot Progresif dibandingkan Terapi Suportif pada kelompok lain, karena Terapi Relaksasi Otot Progresif selain digunakan secara individu efektif juga digunakan secara kelompok dengan hasil yang bermakna. Dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat, dihara 
Institution Info

Universitas Brawijaya