Abstract :
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan performans produksi dan
reproduksi sapi Bali pada musim hujan dan kemarau pada lahan persawahan
dan tegalan serta mengevaluasi performans terbaik dan dugaan penurunannya
di Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian di Desa Lapangisi, Kecamatan Mowewe,
Kabupaten Kolaka Timur, merupakan lahan persawahan dan di Desa Waworaha,
Kecamatan Palangga, Kabupaten Konawe Selatan merupakan lahan tegalan.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan observasi. Variabel
performans produksi yaitu bobot badan (BB), pertambahan bobot badan harian
(PBBH), Body Condition Score (BCS) dan bobot lahir (BL), sedangkan variabel
performans reproduksi yaitu Service per Conception (S/C), Service Periode (SP),
Conception Rate (CR), Days Open (DO), Calving Rate (CvR) dan Calving
Interval (CI). Data dianalisis menggunakan Analisis Variance (ANOVA)
rancangan tersarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BB, PBBH, BCS dan
BL saat musim hujan lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Pada
lahan sawah lebih tinggi dibandingkan dengan lahan tegalan untuk BB, PBBH
dan BCS, sedangkan BL lahan tegalan adalah tertinggi.BL jantan lebih tinggi
dibandingkan dengan betina. Musim dan jenis lahan mempengaruhi rataanS/C,
DO dan CI, sedangkan SP, CR dan CvR dinyatakan sama. Paritas induk
mempengaruhi DO danCI, sedangkan S/C, SP, CR dan CvR dinilai sama.
Disimpulkan bahwa performans produksi dan reproduksi sapi Bali dipengaruhi
olehkonsumsi pakan dan lingkungan (musim dan jenis lahan), umur dan paritas
induk, serta jenis kelamin. Unsur-unsur musim mempengaruhi performans
produksi dan reproduksi sapi Bali. Suhu paling sejuk di bulan Agustus dan
September adalah waktu kawin tertinggi, CR tinggi, SP dan DO singkat. Curah
hujan tinggi saat musim hujan diikuti tingginya BB, PBBH dan BCS, sebaliknya
curah hujan rendah saat kemarau BB, PBBH dan BCS juga rendah.