Abstract :
Penelitian ini dilatarbelakangi gagasan awal adanya mitos “Masjid Tibanâ€.
Berdirinya “Masjid Tiban†yanng dimitoskan berdiri dalam jangka waktu satu
malam merupakan inti dari mitos tersebut. Keberadaan mitos tersebut lantas
menjadi daya tarik tersendiri sebagai tempat pariwisata yang sengaja
dikembangkan oleh masyarakat sekitar untuk menarik pengunjung. Tujuan dari
penelitian ini adalah menjelaskan Bagaimana masyarakat sekitar Pondok
Pesantren Salafiah Biharu Bahri’Asali Fadlaailir Rahmah mengkonstruksikan
“Masjid Tiban†sebagai tempat wisata religi.
Penelitian ini menggunakan teori Peter L Berger sebagai kerangka
analisisnya. Penggunaan teori ini dikarenakan pemilihan konsep proses terjadinya
internalisasi, eksternalisasi dan objektifikasi yang ada pada masyarakat sekitar
“Masjid Tiban†sebagai tempat wisata religi. Proses tersebut dilandasi dengan
adanya mitos yang tersebar luas pada masyarakat, dimana mitos tersebut
menjadikan “Masjid Tiban†memiliki daya tarik wisata. Proses inilah yang dapat
menjelaskan ketiga konsep tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan teknik pengumpulan data
melalui observasi, dokumen, dan wawancara dengan empat informan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hasil dari proses internalisasi
dan eksternalisasi memunculkan objektifasi. Proses awal internalisasi merupakan
penyerapan informasi tentang mitos yang diperoleh individu masyarakat sekitar
dari masyarakat luar “Masjid Tibanâ€. Dari proses internalisasi, relasi masyarakat
sekitar dengan para pengunjung merupakan eksternalisasi dimana proses tersebut
merupakan penyebaran cerita mitos sebagai daya tarik wisata yang ada. Dari
kedua proses tersebut, kemudian munculah objektifasi dimana hasil dari
objektifasi tersebut adalah kegiatan pariwisata yang ada pada “Masjid Tibanâ€.