Abstract :
Penelitian ini membahas mengenai Tari Seblang sebagai ritual sakral dalam
kehidupan masyarakat di Kelurahan Bakungan, terutama dalam masyarakat yang
bermatapencaharian sebagai petani. Ritual Tari Seblang Bakungan merupakan
salah satu ritual adat asli masyarakat Osing yang secara rutin dilakukan setiap satu
tahun sekali. Sampai saat ini ritual ini masih berhasil dipertahankan dan
dijalankan oleh masyarakat di Kelurahan Bakungan. Ritual Tari Seblang pertama
dilaksanakan oleh masyarakat Bakungan sebagai jalan keluar atas fenomena gagal
panen yang dulunya sering dialami oleh petani di Bakungan. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat bagaimana cara yang dilakukan oleh masyarakat petani
untuk menghindari fenomena gagal panen di Bakungan.
Peneliti menggunakan teori adaptasi ekologi milik Roy A. Rappaport yang
membahas tiga komponen utama yang meliputi evolusi kemanusiaan, adaptasi,
dan simbol. Pemilihan teori bertujuan untuk melihat bagaimana ritual ini bisa
digunakan sebagai cara untuk menghindarkan masyarakat Bakungan, terutama
masyarakat petani dari bala. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan etnografi simbolik dari Geertz.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Ritual Tari Seblang Bakungan
merupakan salah satu cara mereka beradaptasi dengan lingkungan di sekitar
mereka, meskipun saat ini respons adaptif yang dilakukan masyarakat Bakungan,
terutama petani sudah mulai berkembang namun Ritual Tari Seblang Bakungan
tetap dipertahankan karena menyangkut dengan kepercayaan masyarakat
setempat. Kesakralan ritual ini tidak terlepas dari makna yang terkandung dalam
setiap peralatan sesajen maupun lagu yang dimainkan. Masyarakat petani serta
masyarakat Bakungan secara keseluruhan menuangkan rasa khawatir akan
fenomena gagal panen yang dulunya dialami dengan menggunakan simbol-simbol
yang mengarah pada keselarasan hubungan masyarakat Bakungan dengan alam
sekitarnya, serta permohonan mengenai kesuburan dan keselamatan kehidupan
masyarakat Bakungan.