Abstract :
Peneliti mengamati antusiasme yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia selaku
pasar terhadap perkembangan industri fashion berpotensi untuk terus meningkat. Ditambah semakin mudahnya mendapatkan suatu barang dengan harga dan model yang jauh lebih bervariatif membuat masyarakat menjadi lebih konsumtif. Tanpa harus menyadari bahwa industri tekstil dinobatkan sebagai penyumbang polusi terbesar ke-empat di dunia berkat serangkaian proses produksinya. Yang mana semua dampak negatif signifikan yang ditimbulkan turut berkontribusi dalam berbagai isu lingkungan seperti diantaranya global warming dan climate change. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam upaya menciptakan dunia yang berkelanjutan dalam konsep sustainable development. Untuk dapat berkontribusi positif terhadap tercapainya sustainable development, pelaku bisnis dapat menggunakan parameter standar pelaporan Global Reporting Initiative (GRI). Namun karena konsep keberlanjutan serta parameter GRI ini kurang sosialisasinya, khususnya di Indonesia. Peneliti melakukan studi terhadap salah satu UMKM tekstil lokal untuk mencari tahu apakah UMKM lokal sudah menerapkan kiat-kiat pembangunan berkelanjutan secara sadar maupun tidak sadar. Dan juga untuk mencari tahu apakah UMKM lokal cukup peduli terkait isu-isu lingkungan yang
sedang terjadi. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
wawancara semi-terstruktur. Dan dari penelitian yang telah dilakukan,
UMKM lokal hanya sekedar mengerti terkait perkembangan isu lingkungan
dan global. Namun untuk hal yang spesifik seperti standar GRI, UMKM
masih belum mengetahui. Meski begitu, ada beberapa proses produksi dan
praktik bisnisnya yang selaras dengan kiat-kiat pembangunan berkelanjutan
serta standar GRI.