DETAIL DOCUMENT
Penolakan penambangan timah oleh kelompok nelayan di perairan pantai matras Kabupaten Bangka
Total View This Week0
Institusion
Universitas Bangka Belitung
Author
Kiki Ulvianti, (NIM. 5021711023)
Subject
JA Political science (General) 
Datestamp
2022-05-30 02:09:32 
Abstract :
Penelitian ini adalah tentang konflik antara penambang timah dan masyarakat nelayan pesisir di perairan Pantai Matras, Kabupaten Bangka. Konflik ini dipicu oleh masuknya kapal isap produksi (KIP) untuk melakukan pengerukan biji timah yang ada di perairan Pantai Matras, Kabupaten Bangka. Hal tersebut menuai pro dan kontra dari masyarakat sehingga terbentuklah kelompok pro tambang dan kelompok kontra tambang, kelompok kontra tersebut anggotanya merupakan nelayan sekitar yang tempat wilayah tangkap ikannya tersingkirkan. Sehingga muncul upaya-upaya kelompok nelayan yang kontra tambang untuk menolak aktivitas tersebut dilakukan di wilayah tangkap mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) motif utama penolakan masyarakat nelayan pesisir, (2) eskalasi konflik yang terjadi. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mencari data. Dalam menentukan informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa alasan masyarakat nelayan pesisir yang tergabung dalam kelompok nelayan kontra tambang tersebut ada tiga yaitu faktor lingkungan yang akan rusak ketika adanya aktivitas penambangan di laut yang memberikan pengaruh besar pada wilayah tangkap, kedua karena alasan pertama maka akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan yang berkurang, dan ketiga inkonsistensi dalam melibatkan masyarakat nelayan pesisir ketika menentukan keputusan dan aspirasi yang tidak ditanggapi sungguh-sungguh. Namun, faktor paling dominan ada pada untuk menjaga lingkungan perairan Pantai Matras tidak rusak akibat aktivitas tambang. Sehingga menimbulkan konflik yang terlihat dalam masyarakat, konflik tersebut mengalami beberapa tahap dan tingkatan yang semulanya hubungan masyarakatnya harmonis namun sekarang ada gejolak hingga meningkat pada tahap krisis adanya kekerasan perkelahian antara masyarakat nelayan pesisir dengan penambang serta juga nelayan pro tambang dan nelayan kontra tambang, lalu pada fase yang terakhir fase setelah konflik atau bisa disebut pascakonflik dengan ditandai para nelayan pesisir mulai beralih profesi karena ada kondisi keterpaksaan dan keterbatasan modal yang dimiliki. 
Institution Info

Universitas Bangka Belitung