Abstract :
Masalah yang sering terjadi pada lumpur pemboran yaitu lost circulation. Lost circulation adalah keadaan dimana hilangnya sebagian fluida atau seluruhnya yang masuk ke dalam formasi. Biasanya lumpur pemboran hilang ke dalam gua-gua (cave), patahan (fault), rekahan (crack) atau ke lapisan permeable yang mengakibatkan gagalnya sebagian atau seluruhnya lumpur untuk kembali kepermukaan sehingga jumlah lumpur berkurang dibandingkan dengan yang telah
disirkulasikan ke dalam lubang sumur. Sumur ?L? merupakan sumur pengembangan yang berada di bawah cekungan Tarakan dimana merupakan termasuk ke dalam sedimen kuarter siklus 5 yang disebut Formasi Bunyu. Lapisan formasi yang akan ditembus yaitu batu pasir, shale dan coal. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisa penggunaan CaCO3 sebagai LCM dan keefektifannya dalam sealing fracture pada sumur ?L? diakibatkan oleh kondisi sumur yang terdiri dari banyak sisipan shale sehingga ketika lumpur disirkulasikan, terjadi loss beberapa kali hingga akhirnya dapat diatasi. Faktor yang menyebabkan lost circulation yang semakin parah dalam suatu operasi pengeboran adalah ukuran fracture yang besar sehingga
membutuhkan perawatan khusus pada lumpurnya. Pada skripsi ini penulis menggunakan PPA (Particle Plugging
Apparatus) sebagai alat ukur untuk menguji efektifitas dari penggunaan kombinasi CaCO3 coarse, medium dan fine sebagai LCM (Lost Circulation Materials).
Kata kunci : Lost Circulation, Klasifikasi Lost Circulation, Lost Circulation Material, CaCO3, Pore Plugging Apparatus.