Abstract :
Indonesia merupakan salah satu negara produsen karet alam terbesar di dunia. Selama kurun waktu periode 2008-2018 ekspor karet alam Indonesia mengalami fluktuatif, tidak sejalan dengan konsumsi karet alam dunia yang terus
mengalami peningkatan. Asia merupakan pangsa pasar yang besar terhadap ekspor karet alam di pasar internasional. Berdasarkan data dari Rubber Association of Indonesia pada 2018 negara China memiliki tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia yaitu 5,504.3 ribu ton. Dan data dari BPS pada tahun 2008-2018 China menduduki sebagai salah satu negara tujuan utama ekspor karet alam Indonesia. Dengan demikian diperlukan penelitian tentang analisis determinan yang mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia ke China.
Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2008-2018. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Proses pengolahan data menggunakan
bantuan software SPSS 23. Variabel bebas yang diduga mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia yaitu produksi karet alam domestik, konsumsi karet alam domestik, nilai tukar riil dan harga karet alam dunia. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ekspor karet alam Indonesia pada tingkat kepercayaan 5%.
Pada hasil uji t diperoleh bahwa variabel produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor karet alam dengan signifikansi sebesar 0,009 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikan 5%, variabel konsumsi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume ekspor karet alam dengan
signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikan 5%,
variabel nilai tukar riil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume ekspor
karet alam dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan
taraf signifikan 5%, serta variabel harga berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap volume ekspor karet alam dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil
dibandingkan dengan taraf signifikan 5%. Indonesia memiliki peluang ekspor
yang tinggi ke China karena industri otomotif dan ban terus meningkat di China
oleh karena itu perlu peningkatan kualitas dan kuantitas terhadap karet alam
Indonesia.