Abstract :
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dapat terlihat pada prevalensi
yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa
diagnostik model prediksi pada determinan BBLR di Indonesia. Penelitian ini
merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross-sectional
berdasarkan data SDKI 2017. Populasi penelitian yaitu wanita usia subur usia 15
tahun hingga 49 tahun yang memiliki anak dengan batas usia maksimal 59 bulan.
Setelah data di-cleaning, 13269 sampel masuk dalam penelitian. Teknik analisis
data menggunakan distribusi frekuensi pada variabel kategorik, distribusi sentral
dan sebaran pada variabel numerik. Pemilihan kandidat variabel prediksi dilakukan
dengan analisis uji chi-square, dilanjutkan dengan analisis multivariat
menggunakan uji regresi binary logistik, serta performa diagnostik dengan evaluasi
ROC. Hasil penelitian diperoleh prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 7% (95%
CI = 6,6%-7,5%). Mayoritas ibu memiliki karakteristik optimal, kecuali rendahnya
tingkat pendidikan, ekonomi serta kualitas pelayanan ANC. Pada hasil analisis
bivariat, variabel yang memiliki hubungan signifikan yaitu usia, tingkat pendidikan,
status ekonomi, paritas, jarak kehamilan, gemelli, riwayat komplikasi, dan kuantitas
pelayanan ANC. Faktor risiko utama BBLR yaitu gemelli, riwayat komplikasi
kehamilan, tingkat pendidikan, status ekonomi, dan jarak kehamilan. Probabilitas
minimum model prediksi sebesar 2,8% dan maksimum 80,5% dengan AUC=0,638,
sensitivitas=0,074, dan spesifisitas=0,996. Intervensi suplemen multiple
micronutrient pada ibu, memperkuat kualitas ANC, edukasi pada keluarga serta
penguatan program ASI eksklusif perlu dilakukan untuk mengontrol risiko berat
badan lahir rendah di Indonesia.