DETAIL DOCUMENT
Gambaran Efektivitas Seftriakson dan Sefotaksim pada Pasien Demam Tifoid Usia 5 – 19 Tahun di RSUD Bekasi Periode Januari 2019 - Desember 2019
Total View This Week0
Institusion
Universitas Kristen Indonesia
Author
Sagala, Fenesa Tesalonika Bunga Ria
Subject
MEDICINE 
Datestamp
2023-02-08 04:22:54 
Abstract :
Demam tifoid merupakan infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri Sallmonela Typhi. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia terkait dengan angka kejadiannya yang cukup tinggi. Cara penularan penyakit ini berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dari masing-masing individu. Pengobatan demam tifoid menggunakan antibiotik dan telah ditemukan resistensi pada lini pertamanya yaitu kloramfenikol. Sehingga lini kedua yaitu seftriakson dan sefotaksim telah menjadi pilihan sebagai penggati dari lini pertamanya. Hal ini dikaitkan dengan efektivitasnya yang baik dalam mengobati pasien demam tifoid. Penelitian dilakukan dengan metode Content analysis yang dianalisis secara deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medis dari pasien RSUD Bekasi periode Januari 2019 ? Desember 2019. Berdasarkan hasil penelitian mengenai waktu bebas panas dan lama perawatan didapatkan bahwa antibiotik seftriakson dan sefotaksim efektif dalam mengobati demam tifoid. Silakukan uj kolerasi Mann Whitney U dan didapatkan koefisien p 0,06 dan p 0,063 (p>0,05) yang berari dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara penggunaan antibiotic seftriakson dan sefotaksim. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah seftriakson dan sefotaksim merupakan antibitoik yang efektif dalam mengobati demam tifoid./ Typhoid fever is an intestinal infection caused by the bacterium Sallmonela Typhi. This disease is still a health problem in Indonesia due to its high incidence. This disease transmitted is related to the clean and healthy lifestyle behavior of each individual. Treatment of typhoid fever using antibiotics and resistance has been found in the first line, namely chloramphenicol. So the second line ,ceftriaxone and cefotaxime, has become the choice as a substitute for the first line. This is associated with good effectiveness in treating typhoid fever patients. The research using content analysis method that was analyzed descriptively retrospectively using secondary data, medical records from RSUD on January 2019 - December 2019 period. Based on the results of the study using Mann Whitney U correlation test, coefficients of p 0.06 and p 0.063 (p> 0.05) indicate that there is no significant difference between the use of ceftriaxone and cefotaxime antibiotics. The conclusions that can be drawn from this study are ceftriaxone and cefotaxime effective for treating typhoid fever. 
Institution Info

Universitas Kristen Indonesia