Institusion
Universitas Kristen Indonesia
Author
Sagala, Fenesa Tesalonika Bunga Ria
Subject
MEDICINE
Datestamp
2023-02-08 04:22:54
Abstract :
Demam tifoid merupakan infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri
Sallmonela Typhi. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia
terkait dengan angka kejadiannya yang cukup tinggi. Cara penularan penyakit ini
berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dari masing-masing individu.
Pengobatan demam tifoid menggunakan antibiotik dan telah ditemukan resistensi
pada lini pertamanya yaitu kloramfenikol. Sehingga lini kedua yaitu seftriakson dan
sefotaksim telah menjadi pilihan sebagai penggati dari lini pertamanya. Hal ini
dikaitkan dengan efektivitasnya yang baik dalam mengobati pasien demam tifoid.
Penelitian dilakukan dengan metode Content analysis yang dianalisis secara
deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medis dari
pasien RSUD Bekasi periode Januari 2019 ? Desember 2019. Berdasarkan hasil
penelitian mengenai waktu bebas panas dan lama perawatan didapatkan bahwa
antibiotik seftriakson dan sefotaksim efektif dalam mengobati demam tifoid.
Silakukan uj kolerasi Mann Whitney U dan didapatkan koefisien p 0,06 dan p 0,063
(p>0,05) yang berari dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara
penggunaan antibiotic seftriakson dan sefotaksim. Kesimpulan yang dapat ditarik
dari penelitian ini adalah seftriakson dan sefotaksim merupakan antibitoik yang
efektif dalam mengobati demam tifoid./ Typhoid fever is an intestinal infection caused by the bacterium
Sallmonela Typhi. This disease is still a health problem in Indonesia due to its high
incidence. This disease transmitted is related to the clean and healthy lifestyle
behavior of each individual. Treatment of typhoid fever using antibiotics and
resistance has been found in the first line, namely chloramphenicol. So the second
line ,ceftriaxone and cefotaxime, has become the choice as a substitute for the first
line. This is associated with good effectiveness in treating typhoid fever patients.
The research using content analysis method that was analyzed descriptively
retrospectively using secondary data, medical records from RSUD on January 2019
- December 2019 period. Based on the results of the study using Mann Whitney U
correlation test, coefficients of p 0.06 and p 0.063 (p> 0.05) indicate that there is
no significant difference between the use of ceftriaxone and cefotaxime antibiotics.
The conclusions that can be drawn from this study are ceftriaxone and cefotaxime
effective for treating typhoid fever.