Abstract :
Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi yang dapat
menghasilkan tingkat keuntungan optimal bagi investor. Dua hal yang harus
diperhatikan dalam berinvestasi adalah risk and return. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh premi risiko pasar dan kurs dollar terhadap return saham
sektor konstruksi di BEI periode 2008-2010, dimana perekonomian sedang menurun.
Premi risiko pasar menggambarkan kondisi perekonomian secara umum, sedangkan
kurs merupakan faktor makro yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di
bursa.
Data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan data bulanan harga
saham yang diperoleh dari Indonesia Stock Exchange, tingkat suku bunga Bank
Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari Yahoo Finance dan Kurs
Rp/US$ dari situs oanda.com.
Return saham diukur dengan menghitung return saham sektor konstruksi
dikurangi return bebas risiko, premi risiko pasar diukur dengan menghitung return
pasar dikurangi return bebas risiko, dan kurs dollar diukur dari kurs periode sekarang
dikurangi kurs periode yang lalu dibagi kurs periode yang lalu.
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu yang pertama, terdapat pengaruh dari
premi risiko pasar terhadap return saham sektor konstruksi dan yang kedua, terdapat
pengaruh dari kurs dollar terhadap return saham sektor konstruksi.
Dari hasil pengolahan data dengan analisis regresi berganda, untuk hipotesis
pertama terbukti yaitu terdapat pengaruh dari premi risiko pasar terhadap return
saham sektor konstruksi. Sedangkan hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa tidak ada
pengaruh dari kurs dollar terhadap return saham sektor konstruksi. Hal ini
mengindikasikan bahwa jika perekonomian membaik maka return saham sektor
konstruksi juga semakin baik. Saham sektor konstruksi tidak terpengaruh oleh
fluktuasi nilai tukar karena penggunaan bahan baku didominasi oleh bahan baku lokal
dan struktur permodalannya pun tidak tergantung pada pendanaan luar negeri, tetapi
dominan modal dalam negeri.
Kurs dollar tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham sektor
konstruksi, sehingga investor tidak perlu memperhatikan faktor ini. Tetapi apabila
sebaliknya, maka investor harus memperhatikannya. Maka untuk penelitian selanjutnya disarankan dilakukan pada perekonomian yang sedang tumbuh, baik
untuk sektor konstruksi maupun sektor yang lainnya.