Abstract :
Perceraian tentu membawa dampak bagi setiap anggota keluarga. Dampak tersebut
tidak hanya dirasakan oleh pihak suami dan istri saja, melainkan remaja sebagai
bagian dalam anggota keluarga juga turut merasakan dampak dari perpisahan kedua
orangtuanya. Tidak menutup kemungkinan, pasca perceraian orangtua membuat
remaja mengalami berbagai permasalahan dalam hidupnya sehingga memengaruhi
perkembangan konsep dirinya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk
mendeskripsikan gambaran konsep diri remaja pasca perceraian orangtua. (2)
Untuk mengetahui siapa yang berkontribusi dalam mengembangkan konsep diri
remaja pasca perceraian orangtua. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini berjumlah
dua orang remaja perempuan yang berusia 19 dan 20 tahun. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan menetapkan
karakteristik tertentu dalam menentukan sampel pada penelitian ini. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka,
wawancara mendalam, dan observasi. Data yang telah terkumpul kemudian peneliti
analisis menggunakan teknik analisis menurut Miles dan Huberman. Berdasarkan
hasil analisis penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran konsep diri
kedua remaja ini memiliki perbedaan. Subjek 1 menunjukkan konsep diri yang
cenderung mengarah ke negatif, sedangkan subjek 2 menunjukkan konsep diri yang
cenderung mengarah ke positif. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri konsep diri yang
dimiliki subjek 1 cenderung negatif, sedangkan ciri-ciri konsep diri yang dimiliki
subjek 2 cenderung positif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa subjek 1 dan
2 memiliki significant others atau orang-orang terdekat yang turut berkontribusi
dalam mengembangkan konsep diri mereka, yang berarti mereka tidak merasa
sendirian karena adanya significant others atau orang-orang terdekat./ Divorce certainly has an impact on every family member. This impact is not only
felt by the husband and wife, but teenagers as part of family members also feel the
impact of the separation of their parents. It is possible that after the divorce, parents
make teenagers experience various problems in their lives, thus affecting the
development of their self-concept. The objectives of this study are: (1) To describe
the picture of adolescent self-concept after parental divorce. (2) To find out who
contributed to developing the self-concept of adolescents after parental divorce.
This research uses qualitative research methods with a case study approach. The
subjects in this study were two adolescent girls aged 19 and 20 years. The sample
sampling technique used is purposive sampling by establishing certain
characteristics in determining samples in this study. The data collection techniques
used in this study were open questionnaires, in-depth interviews, and observations.
The data that has been collected is then analyzed using analytical techniques
according to Miles and Huberman. Based on the results of the analysis of this study,
it can be concluded that the self-concept picture of these two adolescents has
differences. Subject 1 shows a self-concept that tends to lead to the negative, while
subject 2 indicates a self-concept that tends to lead to the positive. This can be seen
from the characteristics of self-concept that subject 1 has tend to be negative, as
well as the characteristics of self-concept that subject 2 has tend to be positive. The
results of the study also stated that subjects 1 and 2 had significant others or close
people who contributed to developing their self-concept, which meant they did not
feel alone because of the presence of significant others or close people.