DETAIL DOCUMENT
Validasi Berita Hoaks Melalui Program Acara “Anti Hoaks!” di TVRI
Total View This Week0
Institusion
Universitas Kristen Indonesia
Author
Kinanti, Ni Made Vanesa Cintara
Subject
Communication. Mass media 
Datestamp
2023-07-06 08:34:23 
Abstract :
Sebuah survei tahun 2020 oleh Katadata Insight Center (KIC) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan bahwa setidaknya 30% hingga hampir 60% masyarakat Indonesia terpapar penipuan saat mengakses dan berkomunikasi di dunia maya. Kominfo telah mengambil langkah untuk mencegah dan menghilangkan penyebaran berita hoaks di media sosial. Kominfo yang telah menunjuk badan independen untuk melakukan validasi berita hoaks adalah salah satu langkah yang tepat. Badan independen tersebut ialah TVRI. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana TVRI melakukan proses validasi berita hoaks pada program acara ?Anti Hoaks!?. Penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Metode pengambilan informan menggunakan purposive sampling. Peneliti melakukan wawancara kepada tiga redaktur in-charge program acara ?Anti Hoaks!?. Hasil pada penelitian ini adalah bahwa proses validasi berita hoaks pada program acara ?Anti Hoaks!? TVRI melalui 3 tahap, yaitu pra proses, proses, dan pasca proses. Pra proses meliputi merayapi Indeks Berita Hoaks Kominfo untuk memperoleh berita hoaks dengan memilih kategori yang sudah ditentukan dan memilih isu nasional. Kemudian tahap proses yaitu mengidentifikasi berita hoaks tersebut dengan menggunakan Google Fact Check Tools untuk memperlihatkan secara detail ciri-ciri berita hoaks tersebut. Dengan menerapkan prinsip cover both side, redaktur in-charge ?Anti Hoaks!? menghadirkan siaran press conference dari pemerintah atau pihak resmi untuk membuktikan kebenaran atas berita hoaks yang sebelumnya sudah diidentifikasi pada tahap proses./ A 2020 survey by Katadata Insight Center (KIC) and the Ministry of Communication and Information Technology (Kominfo) found that at least 30% to almost 60% of Indonesians are exposed to hoax news when assessing and communicating through media social. Kominfo has taken steps to prevent and eliminate the spread of hoax news on social media. Kominfo has appointed an independent institution to validate hoax news is one of the right steps. TVRI is one of independent institutions in Indonesia. The purpose of this research is to find out how TVRI conducts the hoax news validation process from "Anti Hoaks!" program. This research is a qualitative approach with phenomenology method. The information gatherings method is by using purposive sampling. Researchers conducted interviews with three editors-in-charge of the "Anti Hoaks!" program. The results of this research are that the hoax news validation process from the "Anti Hoaks!" program on TVRI goes through 3 stages namely pre-process, process, and post-process. Pre-process includes crawling the Kominfo Hoax News Index to obtain hoax news by selecting predetermined categories and selecting national issues. Then the process stage is to identify the hoax news by using Google Fact Check Tools to show in detail the characteristics of the hoax news. By applying the cover both sides principle, the editor-in-charge of "Anti Hoaks!" presents a press conference broadcast from the government or an official institutions to prove the truth of the hoax news that was previously identified in the process stage. 
Institution Info

Universitas Kristen Indonesia