Institusion
Universitas Katolik Widya Karya
Author
Ayu, Wulan Cahyaning
Yudiono, Kukuk
Susilowati, Sri
Subject
Aflatoksin
Datestamp
2021-03-08 04:53:24
Abstract :
Tempe merupakan produk fermentasi asli Indonesia yang terbuat dari
kacang kedelai atau jenis kacang-kacang lain yang menggunakan jamur Rhizopus
oligosporus dan menggunakan jamur Rhizopus oryzae. Kedelai (Glycine max)
termasuk salah satu sumber protein nabati yang harganya relatif murah jika
dibandingkan dengan sumber protein hewani. Kedelai mengandung senyawa
fenolik. Senyawa fenolik yang terdapat dalam kedelai sebagian berperan sebagai
zat antioksidan. Antioksidan merupakan komponen yang mampu menghambat
proses oksidasi. Kedelai juga mengandung aflatoksin. Tempe yang terbuat dari
fermentasi kacang kedelai bisa terindikasi aflatoksin. Pada penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan empat varietas
kedelai yaitu kedelai impor cap ?Bola? (A1), kedelai lokal varietas Dena 1 (A2),
kedelai lokal varietas Devon 1(A3) dan , kedelai lokal varietas Anjasmara (A4).
Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Penelitian ini dilakukan analisis
aktivitas antioksidan, total senyawa fenolik dan cemaran aflatoksin. Hasil aktivitas
antioksidan paling tinggi terdapat pada tempe varietas Anjasmara sebesar 38,62 ±
0,22 dan terendah pada tempe varietas Dena 1 sebesar 29,83 ± 0,12. Hasil analisis
total senyawa fenolik paling tinggi terdapat pada tempe varietas Anjasmara sebesar
16,26 ± 0,29 dan terendah pada tempe varietas Dena 1 sebesar 13,96 ± 0,29 dan
hasil analisis kualitatif cemaran aflatoksin menggunakan metode LC MS/MS paling
rendah pada tempe varietas Devon 1 sebesar 2,53x10-7
ppb dengan jenis aflatoksin
B2 dan masih dalam ambang batas yang ditentukan oleh BPOM yaitu 20 ppb.