Institusion
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Author
Valerius Hariman Purba (STUDENT ID : valeriusharimanpurba@gmail.com)
Yuliati Yuliati (LECTURER ID : 0714077503)
Hartono Pranjoto (LECTURER ID : 0701066201)
Subject
Engineering
Datestamp
2021-12-16 01:33:53
Abstract :
Peternakan telur ayam perlu memonitor suhu dan kelembapan yang
rutin untuk mempercepat penetasan telur ayam. Suhu yang dibutuhkan
dalam penetasan telur setiap macam unggas tidak sama. Suhu yang
dibutuhkan untuk perkembangan embrio pada telur ayam berada pada
rentang nilai 101º-105ºF atau 38,33º-40,55ºC (Paimin, 2011). Menurut hasil
survei yang sudah dilakukan tentang alat penetas telur diperoleh beberapa
hal, antara lain: 1) rentang waktu masa telur untuk dierami kurang lebih 21
hari; 2) Bentuk dan kaedah perancangan ruang inkubator dan pemilihan
bibit telur. Supaya selalu memperoleh hasil yang terbaik maka tingkat
kestabilan suhu dan kelembapan ruang inkubasi harus selalu terjaga (Angga, 2016). Pemonitoran suhu dan kelembapan inkubator penetas telur ayam yang teratur membuat para peternak harus sering datang ke inkubator untuk memastikan suhu dan kelembapan inkubator tetap stabil. Hal seperti ini sangat menyulitkan para peternak apabila mereka sedang bepergian jauh dan tidak dapat memantau suhu dan kelembapan ke inkubator. Dan dari permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti akan membuat perancangan alat kontrol otomatis serta monitoring suhu kandang ayamdengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) menggunakanaplikasi blynk yang terintegrasi dengan modul ESP32 dilengkapi sensor suhu DHT22 yang berfungsi sebagai pendeteksi suhu dan kelembapan dalam inkubator. Berdasarkan pengujian yang dilakukan selama 21 hari diperoleh tingkat keberhasilan penetasan telur ayam pada alat yang dibuat oleh peneliti sebesar 64%.