DETAIL DOCUMENT
Analisis pola persebaran, interaksi antar objek dan faktor pendukung objek wisata pantai di kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten malang / Kusriadi
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Malang
Author
Kusriadi
Subject
 
Datestamp
2017-09-09 03:00:25 
Abstract :
RINGKASAN Kusriadi. 2017. Analisis Pola Persebaran Interaksi Antar Objek dan Faktor Pendukung Objek Wisata Pantai Di Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Dra. Yuswanti Ariani Wirahayu M.Si (II) Drs. Hendri Purwito M.Si. Kata Kunci Pola persebaran Interaksi Fasilitas dan Objek wisata pantai Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki potensi yang beragam salah satunya adalah potensi objek wisata pantai. Peluang ini dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Malang untuk mengembangkan sektor pariwisata. Berdasarkan RTRW dan RIPPDA Kabupaten Malang sektor pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas dalam pengembangan wilayah. Kelengkapan fasilitas pelayanan wisatawan yang disediakan pengelola objek wisata pantai belum lengkap. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola persebaran objek wisata pantai yang ada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. (2) Bagaimana interaksi antar objek wisata pantai yang ada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. (3) Bagaimana faktor pendukung setiap objek wisata ditinjau dari jumlah unit fasilitas. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif didalamnya menggunakan survei yang bersifat deskriptif. Penelitian ini yang menggunakan survei lapangan meliputi observasi serta dokumentasi. Analisis data ada tiga metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut. (1). Analisis Tetangga terdekat Nearestneighbour analyst (NNA) (2). Analisis gravitasi dan (3). Analisis Indeks Marshall. Hasil analisis tetangga terdekat diketahui bahwa pola persebaran objek wisata pantai di Kecamatan Sumbermanjing Wetan dan kawasan pantai Clungup Mangrove Concervation (CMC) memiliki pola yang dikatagorikan random/acak. Hasil nilai analisis gravitasi terdiri dari enam kelas interaksi tertinggi terjadi antara Pantai CMC Pantai Sendang Biru. Nilai interaksi paling rendah terjadi antara Pantai Sendiki Pantai perawan. Hasil analisis Indeks Marshall berdasarkan faktor pendukung berupa fasilitas terdapat empat orde. Pantai Goa Cina adalah pantai yang berada pada orde I yang berarti memiliki fasilitas dan kemampuan yang baik terhadap wisatawan. Pada orde ke empat merupakan pantai dengan ketersediaan fasilitas terendah yakni Pantai Watu Leter dan Pantai Perawan yang berarti ketersediaan fasilitas masih minim. Saran yang diajukan berdasarkan penelitian ini adalah (1) Berdasarkan pola persebaran objek wisata pantai yang random atau acak maka perlunya adanya kerjasama antar pengelola objek wisata pantai dan pelaku usaha perjalanan wisata melalui penetapan paket wisata serta untuk menghindari adanya konflik. (2) Bagi pengelola objek wisata pantai perlunya kerja sama dengan pihak akademisi untuk pengembangan melalui penelitian yang dilakukan. (3) Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pariwisata harus meningkatkan ketrampilan kreativitas dan pengetahuan agar mampu bersaing dan bertahan. (4) Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada objek wisata pantai sebaiknya lebih berkoordinasi lagi kepada pengelola objek wisata pantai yang akan diteliti. 

Institution Info

Universitas Negeri Malang