DETAIL DOCUMENT
Hubungan antara kecerdasan emosi dan kemampuan menyelesaikan masalah pada remaja di SMAN 1 Aikmel / Helmi Astuti
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Malang
Author
Helmi Astuti
Subject
 
Datestamp
2009-09-09 03:00:25 
Abstract :
Goleman (1995) menyatakan bahwa masalah muncul dikarenakan adanya suatu tekanan pada diri seseorang. Pada remaja tekanan-tekanan dari tuntutan sekolah yang tinggi akan berdampak pada emosi dan muncul pada perilaku emosi yang beraneka ragam seperti menjadi mudah marah dan terpengaruh putus asa sulit mengendalikan dorongan hati sulit mengambil keputusan bingung dalam memotivasi diri sendiri rendah diri memberontak acuh tak acuh sulit konsentrasi ribut di kelas menghindari tugas dan tanggung jawab tidak bersemangat sering membolos dan mencari hiburan-hiburan tidak sehat. Sehingga penting sekali menjadi cerdas dalam emosi agar dapat mengelola tekanan-tekanan yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui gambaran kecerdasan emosi remaja di SMAN 1 Aikmel (2) untuk mengetahui kemampuan remaja di SMAN 1 Aikmel dalam menyelesaikan masalah (3)mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dan kemampuan menyelesaikan masalah pada remaja di SMAN 1 Aikmel. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 19 kelas atau 760 siswa. Sedangkan jumlah sampelnya adalah 120 siswa yang ditentukan dengan cara simple random sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional karena berusaha menggambarkan dan mengetahui adanya hubungan kecerdasan emosi dan kemampuan menyelesaikan masalah. Instrumen yang digunakan Skala Kecerdasan Emosi dengan koefisien validitas item antara 0 322 0 754 dan koefisien reliabilitas 0 932 dan Angket Kemampuan Menyelesaikan Masalah yang dengan koefisien validitas item antara 0 314 0 824 dan koefisien reliabilitas 0 928. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa pada remaja di SMAN 1 Aikmel yang memiliki kecerdasan emosi tinggi sebanyak 15 orang (12 50%) kategori sedang sebanyak 89 orang (74 17%) kategori rendah sebanyak 16 orang (13 33%). Sedangkan kemampuan menyelesaikan masalah pada remaja di SMAN 1 Aikmel dapat diketahui yang memiliki kemampuan tinggi dalam menyelesaikan masalah sebanyak 21 orang (17 50%) kategori sedang sebanyak 74 orang (61 67%) kategori rendah sebanyak 25 orang (20 83%). Hasil uji hipotesis dengan analisis korelasi Product Moment menghasilkan koefisien korelasi rxy 0 458 ( 61554 0 000 0 05). Dari uji hipotesis didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosi dan kemampuan menyelesaikan masalah pada remaja SMAN 1 Aikmel. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosi remaja SMAN 1 Aikmel maka akan semakin tinggi pula kemampuannya untuk menyelesaikan masalah. Begitu juga sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi maka remaja SMAN 1 Aikmel akan semakin rendah pula kemampuannya untuk menyelesaikan masalah. Dari penelitian ini maka disarankan kepada pihak sekolah khususnya bagian Bimbingan konseling SMAN 1 Aikmel untuk memberikan pelatihan peningkatan kecerdasan emosi para siswanya sebagai usaha preventif dalam mengatasi permasalahan siswa baik dalam ataupun luar sekolah. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode penelitian yang lain misalnya eksperimental ataupun dengan pendekatan kualitatif dalam mengkaji masalah ini . Selain itu dianggap perlu melengkapinya dengan variabel-variabel lainnya agar didapatkan penemuan yang lebih baik lagi.  

Institution Info

Universitas Negeri Malang