DETAIL DOCUMENT
Wacana percakapan dalam interaksi belajar mengajar BahasaIndonesia di SMA Negeri 4 Malang oleh Imroatul Mufidah
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Malang
Author
Mufidah, Imroatul
Subject
 
Datestamp
2010-09-09 03:00:25 
Abstract :
Dalam proses belajar-mengajar interaksi berperan pentlng karena tanpa interaksi proses belajar-mengajar tidak akan berlangsung dengan baik. Murid atau pembelajar tidak akan menampakkan perolehan belajarnya tanpa melalui proses interaksi dengan objek yang dipelajarinya terlebih dahulu. Demikian pula guru tidak dapat mengomunikasikan materi yang disampaikannya jika tidak ada interaksi positif antara murid dengan materi yang disampaikannya. Kemampuan berkomunikasi digabungkan dengan rancangan pengajaran yang efektif akan memberikan pengalamanb elajar yang dinamis bagi siswa. Kemampuan guru dalam menggunakan bahasa yang secara sosial dapat diterima pembelajar sangat membantu terciptanya suasana belajar-mengajar yang dinamis dan mengesankan. Dengan demikian percakapan guru dalam interaksi belajar-mengajar di kelas merupakan salah satu faktor penentu model berlangsungnya interaksi belajar-mengajar. Apakah interaksi belajar-mengajar itu berlangsung hidup dinamis dan mengesankan atau berlangsung tidak hidup dan membosankan. Namun kondisi objektif dalam interaksi kelas masih menunjukkan bahwa ada guru yang menggunakan percakapan itu monoton dan kata-kata yang sulit dipahami oleh siswa. Kondisi ini menyebabkan proses belajar-mengajar berlangsung menjengkelkan dan membosankan. Penelitian ini mendeskripsikan (l) struktur pertukaran percakapan dalam interaksi belajar-mengajar Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Malang dan (2) pola alih tutur percakapan dalam interaksi belajar-mengajar Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Malang. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat unhrk memahami (l) hakikat bahasa secara alamiah dan (2) studi wacana interaktif. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu memperluas wawasan dan pengetahuan guru bahasa lndonesia terhadap wacana percakapan. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Jenis rancangan yang digunakan adalah studi kasus. Data penelitian berupa ujaran guru dan siswa. Pengambilan data dilakukan selama kurun waktu satu bulan yaitu April 2004 sampai Mei 2004. Pengumpulan data dilakukan dengan cara (1) merekam data percakapan (2) mentranskripsi data ke dalam teks tulis (3) memilih dan menentukan data untuk dijadikan korpus data penelitian (4) mengidentifikasi data penelitian sesuai dengan masalah penelitian dan (5) mencatat data ke dalam tabel kodifikasi. Adapun analisis data dilakukan dengan langkah-langkah (1) reduksi datu Q) sajian data dan (3) penarikans impulan/verihkasi. Temuan penelitian ini sebagai berikut. Pertama stnrktw pertukaran percakapan dalam interaksi belajar-mengajar Bahasa Indonesia dapat dianalisis berdasarkan(l ) komponenp embentuks truktur pertukaranp ercakapand an (2) pola shuktur pertukaran percakapan. Komponen pembentuk struktur pertukaran percakapante rsebut dapat dibagi kedalam enam struktur pertukaran.( 1) kategori Inisiasi (I) (2) kategori Respon (R) (3) kategori Lanjutan atau Balikan (F) (4) kategori Respon sebagai lnisiasi (R/I) (5) kategoi Inisiasi Informatif (Inf) dan (6) kategori Re-Inisiasi (Ir).). Adapun pola struktur pertukaran percakapan dalam interaksib elajar-mengajaBr ahasaI ndonesiad i SMA Negeri 4 Malang dapatd ibagi ke dalam tiga variasi struktur. (l) variasi Un (2) variasi [I R] dan (3) variasi [I R/I Rl. Pertamav ariasis truktur[ Infl meliputi (a) [Inf (R)] (b) Unf R (F)1 d an (c) [Inf R/I Rl. Kedua variasi stnrktur [I R] meliputi (a) [I R F] (b) U R Ir Rl dan (c) [I R Ir RFl. Ketiga variasi struktur [I R/I R] meliputi (a) [I R/I Rl (b) tI R/I F] dan (c) I R/I R (Ir R) (F)1. Kedua p ola alih tutur percakapand alam interaksiB elajar-mengajar Bahasaln donesiad i SMA Negeri 4 Malang dapatd iklasifikasikanb erdasarka(nl ) cara mengambil alih giliran bicara dn (2) cara membeikan giliraa bicara. Pertama cara mengambil alih giliran bicara meliputi (a) menjawab panggilan penutur (b) menjawab pertanyaan penutur (c) melanjutkan topik pembicaraan (d) memperoleh kesempatanb icara dari penutur d an (e) memintam itratutur untuk berhentib erbicara. Kedua cara memberikan giliran bicara meliputi (a) memanggil nama (b) mengajukan pertanyaan (c) memerintahkan mitra tutur untuk melanjutkan pembicaraan( d ) memberikank esempatanb icarak epadam itra tutur lain dan (e) meminta mengulang pembicaraan. Berdasarkanh asil penelitiani ni disarankank epada( l) pengajar s ebagai salahs atu panduand alam merancangp ercakapand alam interaksi belajar-mengajadr i kelas guru dapat merancang dan menentukan pola alih tutur dan struktur pertukaran percakapan yang sesuai dengan situasi dan peristiwa tutur. (2) Peneliti lain diharapkan sering mengadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap wacana percakapany ang lain tidak terbatasp ada struktur pertukaranp ercakapand an pola alih tutur saja.M isalnya padak ajian tindak tutur topik percakapand an sebagainya. 

Institution Info

Universitas Negeri Malang