DETAIL DOCUMENT
Hubungan antara anomie dengan sikap terhadap tindak kriminal dan frekuensi tindak kriminal pada korban lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo / Widya Nurcahyanti
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Malang
Author
Nurcahyanti, Widya
Subject
 
Datestamp
2010-09-09 03:00:25 
Abstract :
ABSTRAK Nurcahyanti Widya. Hubungan Antara Anomie Dengan Sikap Terhadap Tindak Kriminal Dan Peningkatan Frekuensi Tindak Krimminal Pada Korban Lumpur Lapindo Porong-Sidoarjo. Skripsi Program Studi Psikologi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Drs. Alwisol M.Pd (II) Anies Syafitri M.Psi Psikolog. Kata Kunci Keadaan Anomie Tindak Krimnal Anomie terjadi di Sidoarjo disebabkan oleh adanya bencana luapan lumpur Lapindo. Hal tersebut membuat masyarakat menjadi pribadi anomik. Dengan kondisi yang sangat tertekan depresi frustrasi dan trauma yang disebabkan adanya lumpur Lapindo menyebabkan korban berpikir irrasional sehingga pada akhirnya membentuk perilaku tertentu cenderung negatif yang berupa tindak kriminal. Hal ini diperkuat oleh peningkatan angka kriminalitas yang terjadi di wilayah Sidoarjo. Berdasarkan data Kepolisian Resort Sidoarjo sebelum terjadi Semburan Lumpur Lapindo (Sebelum 29 Mei 2006) nilai rata-rata kejadian tindak kriminal setiap bulannya adalah sebesar 178 60 (Januari-Mei). Sedangkan pasca terjadinya semburan untuk yang pertama kalinya (sesudah 29 Mei 2006) nilai rata-rata tindak kriminal meningkat menjadi 179 29 per-bulan (data kriminal Juni-Desember tahun 2006). Terjadi peningkatan rata rata sebesar 0 69 per-bulan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui 1) ada tidaknya hubungan antara keadan anomie dengan sikap terhadap tindak kriminal pada korban lumpur Lapindo Porong-Sidoarjo dan 2). ada tidaknya hubungan anomie dengan peningkatan tindak kriminal di Sidoarjo. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional. Desain deskriptif untuk mendeskripsikan keadaan anomie dan sikap tindak kriminal sedangkan metode korelasional untuk mengetahui adanya hubungan antara anomie dan sikap terhadap tindak kriminal dan hubungan antara anomie dengan peningkatan tindak kriminal. Populasi penelitian ini adalah para korban bencana luapan lumpur Lapindo yang mengungsi di pasar baru Porong dengan ciri-ciri pria dan wanita usia 18-30 tahun terusir dari rumahnya karena bencana luapan lumpur Lapindo dan mengungsi di pasar baru Porong. Populasi ini sejumlah 3250 jiwa. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sedangkan jumlah sampel sebanyak 97 orang yang ditetapkan berdasarkan rumus jumlah sampel dari Taro dan Yamane. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai koefisien korelasi product moment rxy variabel anomie dengan variabel sikap terhadap tindak kriminal adalah sebesar 0 240 dengan signifikansi 0 016 sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keadan anomie dan sikap terhadap tindak kriminal pada korban lumpur Lapindo Porong-Sidoarjo. Sedangkan dari uji hipotesis kedua didapatkan nilai chi square sebesar 300 3 dengan signifikansi 0 000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan anomie dengan peningkatan tindak kriminal di Sidoarjo. Dari hasil penelitian maka Kepada pihak kepolisian disarankan agar meningkatkan penjagaan terhadap setiap aktivitas pengerahan massa dari para korban lumpur Lapindo seperti penjagaan pada kegiatan demonstrasi para korban bencana lumpur Lapindo kegiatan istighosah masal dan lain sebagainya. Selain itu sesering mungkin melakukan penyuluhan tentang fungsi hukum dan sanksi-sanksinya bagi ii pelanggar hukum kepada para korban lumpur Lapindo. Sebagai upaya mengatasi tindak kriminal kepada pihak kepolisian disarankan untuk lebih memahami bahwa kriminalitas yang dilakukan oleh para korban lumpur Lapindo adalah sebagai akibat dari adanya keadaan anomie sehingga pihak kepolisian diharapkan agar bisa lebih tepat dalam penanganan tindak kriminalitas tersebut. Selian itu disarankan agar lebih tegas dalam menindak perilaku yang termasuk pelanggaran tindak pidana agar tidak terjadi anomie. Kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo disarankan agar lebih berhati-hati dalam memberikan ijin eksplorasi dan ekspoitasi alam dengan cara mengadakan analisis mengenai dampak lingkungan secara lebih menyeluruh agar tidak terjadi bencana yang serupa. Sebagai upaya penanggulangan bencana luapan lumpur Lapindo disarankan kepada Pemerintah Sidoarjo agar meningkatkan peran sertanya untuk menyelesaikan konflik horisontal yang terjadi akibat bencana lumpur Lapindo (misalnya konflik antara para pengungsi pasar baru Porong dengan para pedagang pasar baru Porong). Kepada para korban lumpur Lapindo Porong-Sidoarjo disarankan agar menyikapi bencana luapan lumpur Lapindo secara realistis dengan cara membangun atau memulai kehidupan baru di tempat baru yang tidak terkena bencana luapan lumpur Lapindo. Kepada para peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema penelitian ini disarankan agar melakukan penelitian secara lebih komprehensif dan menyeluruh. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menambahkan variabel-variabel bebas lainnya seperti penegakan hukum dan jaminan kesejahteraan sosial para korban lumpur Lapindo. Selain itu agar penelitian dapat dilakukan 

Institution Info

Universitas Negeri Malang