DETAIL DOCUMENT
Perbedaan kecerdasan emosional antara mahasiswa bekerja dan tidak bekerja di Fakultas Bahasa Inggris STKIP PGRI Pasuruan / Ayu Dian Pratiwi
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Malang
Author
Pratiwi, Ayu Dian
Subject
 
Datestamp
2009-09-09 03:00:25 
Abstract :
Mahasiswa sebagai remaja akhir berada dalam satu masa transisi dimana semakin tampak sifat orang dewasa yang diperlihatkan pada keputusan untuk bekerja sambil kuliah. Mahasiswa yang bekerja tentunya berbeda dengan mahasiswa yang rutinitasnya kuliah. Rutinitas sebagai mahasiswa membutuhkan kecerdasan baik intelektual maupun emosi. Alangkah baiknya apabila mahasiswa yang kuliah sambil bekerja ini juga memiliki kecerdasan emosi yang lebih tinggi untuk menyokong prestasi mahasiswa tersebut dalam dunia pendidikan maupun kerja. Kecerdasan emosi itu dapat dilihat dalam kemampuan mengenali emosi diri mengelola emosi diri memotivasi diri sendiri empati serta kemampuan dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan deskriptif komparatif pada 68 responden (34 mahasiswa bekerja dan 34 mahasiswa tidak bekerja) yang diambil dengan teknik Purposive Sampling di STKIP PGRI Pasuruan. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala kecerdasan emosional dengan validitas 8805 30 dan 945 0 914 kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan analisis uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 34 mahasiswa bekerja rata-rata memiliki kecerdasan emosi yang tinggi yaitu sebanyak 15 orang (44 12%) sedangkan dari 34 mahasiswa tidak bekerja rata-rata memiliki kecerdasan emosi yang sedang yaitu sebanyak 16 orang (47 06%) Ada perbedaan kecerdasan emosional mahasiswa bekerja dan tidak bekerja (chi square 47 000 sig 0 042 p 0 05). Berdasar hasil penelitian disarankan (1) mahasiswa dapat menambah aktivitasnya ketika berada di kampus seperti mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang telah disediakan oleh pihak perguruan tinggi. Mengikuti kegiatan organisasi dapat membantu mahasiswa untuk mempelajari dinamika kelompok berkomunikasi dengan baik dan bertanggung jawab (2) Pihak kemahasiswaan seperti layanan konseling pendidikan pada mahasiswa mampu memberikan materi tentang meningkatkan kecerdasan emosi pada mahasiswa. Selain itu pihak perguruan tinggi dapat memberikan seminar-seminar khususnya tentang kecerdasan emosi guna membantu menumbuhkembangkan kecerdasan emosi yang dimiliki oleh mahasiswa. (3) Hendaknya peneliti selanjutnya juga mengkaji lebih dalam perbedaan tersebut dengan melihat faktor-faktor yang melatarbelakanginya mampu menjabarkan perbedaan tersebut dan hendaknya memasukkan variabel lain seperti problem solving mengatasi stress dan lain-lain sehingga hasil penelitian yang diperoleh menjadi semakin detail dan akurat.  

Institution Info

Universitas Negeri Malang