DETAIL DOCUMENT
Perbedaan kemandirian remaja pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Malang ditinjau dari urutan kelahiran / Latifatul Choir
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Malang
Author
Choir, Latifatul
Subject
 
Datestamp
2010-09-09 03:00:25 
Abstract :
PERBEDAAN KEMANDIRIAN REMAJA PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 2 MALANG DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN Latifatul Choir Abstrak. Remaja dituntut untuk tidak selalu tergantung pada orang tua atau orang dewasa lainnya oleh karena itu seorang remaja memerlukan kemandirian. Pembentukan kemandirian pada remaja berbeda-beda salah satu faktor yang membedakan kemandirian remaja adalah urutan kelahiran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) gambaran kemandirian anak sulung 2) gambaran kemandirian anak tengah 3) gambaran kemandirian anak bungsu 4) gambaran kemandirian anak tunggal dan 5) perbedaan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif dengan subjek 120 orang pada kelas XI di SMAN 2 Malang dan ditentukan dengan purposive sampling. Data kemandirian remaja dikumpulkan dengan skala kemandirian remaja dengan validitas aitem antara 0 371 sampai 0 643 dan koefisien reliabilitas 0 911. Analisis penelitian dengan One Way Anova dan hasilnya menunjukkan ada perbedaan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran (F2 868 0 501 p 0 040 0 05). Hasil Analisis deskriptif remaja yang memiliki kemandirian sangat tinggi sebanyak 8 orang atau 6 67% (terdiri dari 4 orang anak sulung 2 orang anak tengah 0 orang anak bungsu dan 2 orang anak tunggal) termasuk kategori tinggi sebanyak 25 orang atau 20 83% (terdiri dari 9 orang anak sulung 7 orang anak tengah 7 orang anak bungsu dan 2 orang anak tunggal) sedang sebanyak 47 orang atau 39 17% (terdiri dari 11 orang anak sulung 12 orang anak tengah 12 orang anak bungsu dan 12 orang anak tunggal) rendah sebanyak 32 orang atau 25% (terdiri dari 4 orang anak sulung 8 orang anak tengah 10 orang anak bungsu dan 10 orang anak tunggal) dan sangat rendah sebanyak 8 orang atau 6 67% (terdiri dari 2 orang anak sulung 1 orang anak tengah 1 orang anak bungsu dan 4 orang anak tunggal). Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada 1) bagi siswa yaitu anak sulung mampu mempertahankan tingkat kemandirian anak tengah meningkatkan kemandiriannya anak bungsu dan anak tunggal juga tetap mengerjakan semua tugasnya sendiri tanpa bantuan orang lain 2) Bagi orang tua hendaknya orang tua memberikan perlakuan yang sama terhadap anak sulung anak tengah anak bungsu dan anak tengah orang tua diharapakan memperlakuan seorang anak sesuai dengan tugas perkembangannya 3) Sebaiknya guru juga memberikan pengertian kepada anak didiknya untuk bersikap mandiri karena tidak selamanya mereka dapat menggantungkan diri terhadap orang lain 4) Peneliti selanjutnya dengan tema yang sama hendaknya membuat alat pengukur data penelitian dengan item-item pernyataan yang lebih cermat agar hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan tujuan dan harapan Kata kunci Kemandirian Remaja Urutan Kelahiran Ketika terlahir manusia berada dalam keadaan lemah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangat tergantung pada bantuan orang-orang disekitarnya. Dari sinilah dibutuhkan sebuah keluarga yang mampu membimbing dan mendidik anak agar menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab atas masa depannya. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting terhadap perkembangan anak sebab keluarga sebagai unit terkecil merupakan entitas pertama dan utama dimana anak tersebut tumbuh dibesarkan dibimbing dan diajarkan nilai-nilai kehidupan sesuai dengan harapan sosial (social expectacy) dimana keluarga tersebut tinggal (Mutadin 2002). Hingga nantinya sang anak siap menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan mampu mengemban amanat besar sebagai penerus estafet perjuangan bangsa. Dalam proses kehidupannya manusia mengalami tahap-tahap perkembangan yang akan dilaluinya dan salah satunya adalah periode masa remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan perkembangan dari kanak-kanak ke masa dewasa awal ini disebut juga sebagai periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Peralihan ini tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya melainkan lebih pada sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Pada masa ini kebutuhan hidup lebih beragam dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi (Mutadin 2002). Pada masa sekolah tingkat menengah atas anak sedang mempersiapkan diri menuju proses pendewasaan diri. Anak melalui tahun-tahun terakhir masa pendidikan dasar dan menengahnya untuk kemudian melangkah menuju dunia perguruan tinggi atau meniti karir.  

Institution Info

Universitas Negeri Malang