DETAIL DOCUMENT
Hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat dengan perilaku pemasungan oleh keluarga kepada penderita gangguan jiwa di Kabupaten Bojonegoro / Anggun Nofia Permatasari
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Malang
Author
Permatasari, Anggun Nofia
Subject
 
Datestamp
2018-09-09 03:00:25 
Abstract :
v RINGKASAN Permatasari Anggun Nofia. 2018. Hubungan Faktor Predisposisi Faktor Pemungkin dan Faktor Penguat dengan Perilaku Pemasungan oleh Keluarga kepada Penderita Gangguan Jiwa di Kabupaten Bojonegoro. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. Sapto Adi M.Kes. (2) drg. Rara Warih Gayatri M.PH. Kata Kunci perilaku pemasungan faktor predisposisi faktor pemungkin faktor penguat Menurut World Health Organization (WHO) masalah gangguan jiwa telah menjadi masalah serius di dunia terdapat 1 dari 4 orang di dunia mengalami masalah mental dan diperkirakan sekitar 450 juta orang mengalami gangguan jiwa. Penderita gangguan jiwa di Indonesia masih banyak ditemukan dengan kondisi terpasung. Menurut data Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI 2015-2019 angka pemasungan pada penderita gangguan jiwa berat sebesar 57.000 kasus. Keluarga merupakan suatu elemen penting yang paling bertanggung jawab atas tindakan pemasungan penderita gangguan jiwa. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro di Kabupaten Bojonegoro masih terdapat penderita gangguan jiwa yang terpasung dengan jumlah 19 kasus pada tahun 2016 jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yakni 15 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi faktor pemungkin dan faktor penguat dengan perilaku pemasungan oleh keluarga di Kabupaten Bojonegoro. Faktor predisposisi pada penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap faktor pemungkin pada penelitian ini adalah fasilitas pelayanan kesehatan jiwa dan faktor penguat pada penelitian ini adalah sumber informasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan menggunakan uji chi square dan uji Fisher untuk mengetahui hubungan antar variabel. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 95 keluarga yang memiliki penderita gangguan jiwa dengan menggunakan teknik sampling total sampling untuk penderita gangguan jiwa dipasung dan cluster sampling simple random sampling dan proportional sampling untuk keluarga yang memiliki penderita gangguan jiwa dan tidak dipasung. Kesimpulan dari analisis hubungan tersebut yakni variabel pengetahuan sikap dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa memiliki hubungan yang signifikan karena p 0 05 terhadap perilaku pemasungan oleh keluarga. Sedangkan variabel sumber informasi tidak memiliki hubungan yang signifikan karena p 0 05. 

Institution Info

Universitas Negeri Malang