DETAIL DOCUMENT
Analisis karakteristik dan agihan kerawanan longsor lahan dengan model 3 dimensi di Kecamatan Batu Kota Batu / Yananda Erinto
Total View This Week0
Institusion
Universitas Negeri Malang
Author
Erinto, Yananda
Subject
 
Datestamp
2017-09-09 03:00:25 
Abstract :
ABSTRAK Erinto Yananda. 2016.Analisis Karakteristik Dan Agihan Kerawanan Longsor LahanDengan Model 3 Dimensi Di Kecamatan Batu Kota Batu. Skripsi JurusanGeografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Pembimbing (I) Ir. Juarti M.P (II) Drs. Rudi Hartono M.Si. Kata Kunci Bencana Longsor KarakteristikLongsorLahan Kerawanan Longsor Model 3D. Bencana longsor merupakan suatu dampak dari proses gangguan keseimbangan lereng pada lahan yang menyebabkan bergeraknya masa tanah dan batuan dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Bencana longsor sering terjadi di wilayah-wilayah yang ada di Indonesia. Data BNPB menyebutkan sejak tahun 1815-2012 terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia dan Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi ketiga terbanyak dalam hal kejadian longsor. Salah satu kota di Jawa Timur yang sering terjadi longsor adalah Kota Batu. Berdasarkan data tahun 2013 Kota Batu mengalami 23 kejadian bencana longsor yang terjadi di 10 Desa ataupun kelurahan yang 6 diantaranya terjadi di wilayah Kecamatan Batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lahan rawan longsor yang ada di Kecamatan Batu. Mengkaji jenis longsor dan sebaran kerawanan melalui interpretasi model 3D topografi di Kecamatan Batu kaitanya untuk mengetahui efektifitas model 3D Analysistopografi untuk identifikasi longsor. Penelitian ini menggunakan metode survey berdasarkan pengolahan data topografi penggunaan lahan tanah serta geologi yang dipertajam dengan interpretasi model 3 Dimensi melalui model TIN (triangular irregular network). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik lahan rawan longsor memiliki ciri kemiringan lereng lebih dari 30% dengan jenis tanah yang dominan berupa andosol yang berada pada lereng yang cekung dan ciripelapisan batuan yang tidak berstruktur. Berdasarkan interpretasi model TIN wilayah tersebut memiliki ciri kontur divergenyang semula berbentuk memanjang atau melintang u menjadi bentuk n sebagai indikator pergerakan bidang permukaan tanah sedangkan daerah timbunan material pelongsoran ditunjukkan oleh lembah berbentuk u . Sehingga pada umumnya tipe longsor yang ditemukan mencirikan tipe longsoran rotasi serta translasi.Longsoran rotasi ditemukan di Desa Songgokerto sedangkan longsoran translasi ditemukan di Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu. Kerawanan longsor pada daerah penelitian dibagi menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah rendah sedang tinggi dan sangat tinggi. Berdasarkan kriteria tersebut ditemukan 10 titik yang berpotensi longsor yang tersebar pada wilayah penelitian. Agihan kerawanan longsor tersebar di Kecamatan Batu meliputi Desa Songgokerto 2 titik Oro-oro Ombo 2 titik serta 6 Desa lain sebanyak masing-masing 1 titik. Adapun berdasarkan validasi menunjukan bahwa telah terjadi 17 kali bencana longsor dalam kurun waktu 3 tahun terakhir pada 8 titik potensi rawan longsor. Adapun sebaran titik rawan longsor umumnya berada pada lahan yang beralih fungsi. Sehinggga dapat disimpulkan bahwametode 3D analysistopografi cukup efektif digunakan untuk identifikasi longsor lahan.  

Institution Info

Universitas Negeri Malang