Abstract :
Kehidupan keluarga yang sejahtera, pastilah menjadi impian setiap orang.
Merasa nyaman, diterima, dipercaya dalam keluarga dan yang terpenting, keluarga bisa
menjadi tempat penyaluran emosi yang positif.
Keluarga adalah unit kecil dalam masyarakat, sebagai unit terkecil dalam
masyarakat, keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan karena itu perlu ada kepala
keluarga sebagai tokoh penting yang mengendalikan perjalanan hidup keluarga yang
diasuh dan dibinanya karena terdiri dari beberapa orang maka terjadi interaksi antar
pribadi dan ini berpengaruh terhadap keadaan harmonis dan tidak harmonis pada salah
seorang anggota keluarga yang selanjutnya berpengaruh pula terhadap pribadi-pribadi
lain dalam keluarga (Gunarsa, 1995).
Keluarga menurut Ahmadi ( 1991) merupakan kelompok primer yang paling
penting didalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari
perhubungan laki-laki dan perempuan, perhubungan dimana sedikit banyak berlangsung
lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk
murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak.
Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama dimana saja dalam satuan
masyarakat manusia.
Sistem keluarga dirancang secara khusus untuk membantu memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Sistem keluarga adalah contoh histories, sumber generasi
berganda, sistem penafsiran yang berkembang serta kemampuannya untuk bersatu
dihadapan anggota keluarga yang tertekan atau menghadapi kesulitan. Keluarga adalah
pusat jiwa, puncak energi spiritual dan tempat individu belajar segala hal yang berarti
dan cara memaknai setiap hal. Keluarga merupakan kerjasama alamiah untuk
melanjutkan perkembangan manusia walaupun manusia memiliki seperangkat pilihan
yang tidak terbatas dibandingkan hewan dalam hal siapa yang mencari nafkah, siapa
yang menyediakan makanan, siapa yang mengasuh, siapa yang bekerja atau kombinasi
apa yang diciptakan para pelaku. Keluarga tidak hanya dibutuhkan untuk kelanjutan
perkembangan anak melainkan juga untuk pendewasaan para anggota yang terus
menerus (Pearsall, 1996).