Abstract :
Fenomena yang muncul di perkotaan seiring dengan berbagai permasalahan
pembangunan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah munculnya anak-anak jalanan.
dengan usia yang sangat muda, pada umumnya anak-anak jalanan ini bekerja di
sektor informal. Jika diperhatikan sebenamya, tempat-tempat anak jalanan ini sangat
berbahaya. Selain mengganggu ketertiban dan keamanan orang lain, juga dapat
membahayakan diri sendiri, dan memberi peluang tindak kekerasan.
Tidak adanya perlindungan orang dewasa ataupun perlindungan hukum terhadap
anak-anak ini, menjadikan anak-anak tersebut rentan terhadap kekerasan. Disamping
dari keluarga tidak diperoleh pelayanan kesejahteraan dan kasih sayang,
lingkungannya ternyata turut andil memproduksi munculnya anak jalanan.
Melihat keberadaan anak-anak jalanan dan alasan-alasan yang dikemukakan mereka
sehingga mereka hidup dan bekerja di jalanan, maka penelitian ini akan melihat faktor
dominan apakah yang menjadikan anak menjadi anak jalanan, khususnya untuk anak-anak
jalanan di kota Medan.
Penelitian tesis ini bertujuan untuk melihat faktor anak menjadi anak jalanan di kota
Medan dengan memperhitungkan faktor kemiskinan keluarga, faktor kehidupan
sosial keluarga, ketidakharmonisan keluarga, dan lingkungan sosial anak untuk
menjadikan anak menjadi anak jalanan. Selain itu penelitian ini diharapkan akan
mengungkapkan tren anak jalanan di Kota Medan.
Dari penelitian yang dilakukan maka dapat dilihat hasilnya yaitu :
1. Keberadaan anak jalanan di kota Medan berdasarkan kelompok umur didominasi
oleh anak-anak yang berusia sekolah dan yang berjenis kelamin laki-laki.
Jenis pekerjaan yang ditekuni oleh anak jalanan kota Medan bermacam-macam,
mulai dari mengamen, Penjual rokok, penjual koran, menjual makanan dan
minuman, penyemir sepatu, dan penyapu angkot kedaraan yang melintas.
Disamping itu ada kecenderungan bagi anak jalanan kota Medan untuk melakukan
jenis pekerjaan lebih dari satu, dan pernah berpindah-pindah lokasi operasi
meskipun hal itu jarang dilakukan.
Anak jalanan kota Medan cenderung berasal dari keluarga yang memiliki orang
tua lengkap dan mereka berpendidikan rendah setingkat SLTP ke bawah.
Diantara sekian banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi anak jalanan,
ternyata faktor ekonomi (kemiskianan) keluarga merupakan faktor yang paling
dominan menjadikan anak menjadi anak jalanan di kota Medan. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa semakin rendah status ekonomi keluarga maka semakin tinggi
kecenderungan untuk menjadi anak jalanan.
Disorganisasi keluarga merupakan akibat yang muncul belakangan dimana anak
jalanan sangat jarang berkumpul di rumah. Kondisi ini diperkuat oleh temuan
anak-anak jalanan di kota Medan cenderung bekerja di jalanan melebihi
mbilan jam per hari. Oleh karena itu dapat dikatakan mereka ini merupakan
anak jalanan murni yaitu anak jalanan yang menghabiskan waktu di jalanan baik
bermain maupun untuk bekerja di atas sembilan jam sehari.