Abstract :
Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan dan utama
Indonesia yang produk utamanya terdiri dari minyak sawit mentah (Crude Palm
Oil/CPO) dan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO) kelapa sawit memiliki
nilai ekonomis yang tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara
yang terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Produk ini
dapat diolah menjadi bermacam-macam produk lanjutan untuk industri makanan
seperti minyak goreng, mentega, alkohol, metil serta untuk industri non pangan
seperti deterjen, kosmetik, dan lainnya. Selain itu, minyak kelapa sawit juga
memiliki kandungan kalori, vitamin, asam lemak essensial dan dapat juga
digunakan sebagai obat jantung koroner dan kanker.
Penelitian ini bertujuan (1) Mendeksripsi proses produksi budidaya kelapa
sawit di Desa Leling, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju. (2)
Mengidentifikasi jumlah produksi dan menganalisis pendapatan petani kelapa
sawit. (3) Menganalisis kelayakan usahatani kelapa sawit. (4) Menganalisis
tingkat risiko produksi, harga, pendapatan dan pasca panen yang dihadapi petani
kelapa sawit. Populasi dalam penelitian ini petani kelapa sawit sebanyak 170 orang.
Jumlah sampel diambil 20% dari populasi yaitu 34 orang. responden petani
dilakukan dengan metode sampel acak sederhana atau (simple randomsampling).
Meteode analisis data yang digunakan analisis deskripsi, analisis pendapatan,
analisis kelayakan dan analisis risiko (risiko peoduksi, harga, pendapatan dan
pascapanen).
Hasil penelitian yakni, 1) Budidaya kelapa sawit terdiri atas kegiatan yaitu
penanaman kelapa sawit, pemeliharaan tanaman dan pemanenan. 2) Proses
Produksi Kelapa Sawit rata-rata 28.807/ha dan 56.125 perpetani Pendapatan.
petani kelapa sawit mengalami peningkatan dengan jumlah pendapatan satu tahun
rata-rata adalah Rp.42.319.632/ha dan pendapatan perpetani Rp.82.543.701. 3)
Kelayakan, berdaarka nilai R/C rasio sebesar 3,77 maka dapat dikatakan usahatani
kelapa sawit layak untuk diusahakan. 4) Risiko-risiko yang dihadapi petani di
Desa Leling, Kecamatan Tommo, yaitu risiko produksi, harga, pendapatan, dan
pascapanen. menunjukkan bahwa risiko tergolong risiko rendah. Risiko produksi
kelapa sawit diperoleh nilai Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,0071, Risiko harga
kelapa sawit diperoleh nilai Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,0034, Risiko
pendapatan kelapa sawit diperoleh nilai Koefisien Variasi (CV) sebesar 0,00718
dan Risiko pascapanen kelapa sawit dengan jumlah yang hilang 1.683,741/kg.
Total Revenue yang hilang Rp3.367.482. Wt-Loss akibat TBS mentah yang
tersortis oleh pabrik sebesar 3%.