Institusion
Universitas Muslim Indonesia
Author
MUH. AFANDI TANDJUNGBULU, AFANDI
Subject
S Agriculture (General)
Datestamp
2023-12-01 02:56:10
Abstract :
Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian BangsaIndonesia sehingga perlu adanya pembangunan nasional yang bertumpu padapembangunan pertanian. Salah satunya adalah pengembangan agribisnis khususnyaagroindustri. Pembuatan tempe merupakan usaha peningkatan nilai tambah kedelaimenjadi tempe dan merupakan usaha mikro dan usaha kecil. Hal ini ditunjukkandengan banyaknya unit usaha pembuatan tempe skala rumah tangga yang mampubertahan di antara industri tempe dalam skala besar dan diantara gejolak kenaikanharga kedelai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendekripsikan proses pembuatantempe pada Usaha Mikro Pembuatan Tempe di Kecamatan Makassar, Kota Makassar,mendeskripsikan tingkat keterampilan wirausaha pembuat tempe, menganalisisproduksi dan pendapatan pada usaha mikro pembuatan tempe, dan menganalisistingkat keberhasilan usaha mikro pembuatan tempe
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini dilakukan diKecamatan Makassar Kota Makassar, karena memiliki unit usaha pembuatan tempecukup banyak yang sudah diusahakan sejak lama. Penentuan jumlah sampeldilakukan secara sensus dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai sampelpenelitian, sejumlah 34 unit usaha. Data yang digunakan yaitu data primer dansekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,dan dokumentasi, serta menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan : 1. Proses pembuatan tempe melaluibeberapa tahapan, yaitu proses perendaman kedelai selama 2-3 jam, proses perebusansampai kulit kedelai bisa terkupas, proses perendaman kedua selama semalam hingga
keluar lendirnya, proses pencucian, perebusan kedua selama 3 jam kemudian
ditiriskan dan diratakan di atas tenggok agar cepat dingin, lanjt proses peragian dan
terakhir dibungkus siap untuk dijual, 2.Tingkat keterampilan wirausaha, terdiri
keterampilan berusaha berada pada kategori terampil, kurang terampil
berkomunikasi, tidak terampil menganalisis situasi, tidak terampil mengambil
keputusan, dan kurang terampil mengatur waktu. Secara umum, tingkat keterampilan
wirausaha pembuat tempe memperoleh total skor 326 berada pada kategori kurang
terampil. 3. Rata-rata produksi tempe yang dihasilkan usaha mikro pembuatan tempe
di Kecamatan Makassar, Kota Makassar sebanyak 411 kg selama satu bulan atau
6.168 bungkus per bulan dengan omset penjualan rata-rata Rp 16.297.279 perbulan.
Pendapatan bersih yang diperoleh responden sebesar Rp 9.778.368. dan
4.Keberhasilan usaha mikro pembuatan tempe di Kecamatan Makassar, Kota
Makassar memperoleh total skor 74, dengan nilai rata-rata 2,18 termasuk kategori
?pendapatan tetap?. Artinya responden pembuat tempe rata-rata tidak mengalami
peningkatan pendapatan dibandingkan pendapatan yang diperoleh tahun lalu. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa usaha mikro pembuatan tempe di Kecamatan Makassar,
Kota Makassar termasuk kategori kurang berhasil.