Abstract :
Dismenore sangat menganggu bagi remaja usia sekolah karena
menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Seorang siswi dengan
dismenore tidak dapat berkonsentrasi belajar dan motivasi belajar menurun
karena dismenore yang di rasakan selama proses belajar mengajar. Ada dua
cara untuk meredakan nyeri haid, yaitu farmakologi dan non farmakologi. Salah
satu tindakan non farmakologi yaitu relaksasi otot progresif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap
penurunan dismenore pada remaja putri di SMAN 8 Gowa Sulawesi Selatan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
quasi experiment menggunakan one group pretest-posttest design. Pengambilan
sampel sebanyak 66 siswi dengan menggunakan (random simple sampling)
dimana kriteria respondennya yaitu, remaja putri yang mengalami dismenore,
siswi yang tidak mengalami penyakit ginekologis tertentu, tidak menggunakan
obat analgetik dan remaja siswi yang berusia 13-15 tahun. Alat yang di gunakan
adalah Namber Rating Scaler (NRS). Pemberian relaksasi otot progresif,
dilakukan dua kali dalam satu hari sebanyak 15 gerakan selama 30 menit.
Analisis data digunakan adalah univariat dan bivariat, dimana bivariat
menggunakan analisa uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum di lakukan relaksasi otot
progresif di dapatkan kategori nyeri ringan sebanyak 8 siswi (12,1%), nyeri
sedang 37 siswi (56,0%) nyeri berat 21 siswi (31,8%). setelah dilakukan relaksasi
otot progresif di dapatkan skala tidak nyeri sebanyak 8 siswi (12,1%), nyeri
ringan sebanyak 32 siswi (48,5%). Hasil uji statistic di peroleh nilai ? 0,000 yaitu
lebih kecil dari ? 0,05 yang artinya Ha di terima dan Ho di tolak.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah relaksasi otot progresif efektif
terhadap penurunan dismenore. Di sarankan pada remaja putri yang mengalami
dismenore untuk melakukan teknik relaksasi otot progresif sebagai metode non
farmakologis dalam menangani nyeri haid.