Abstract :
Akses pangan rumahtangga dengan pendekatan akses fisik, ekonomi dan sosial maka indikator yang digunakan adalah pendapatan rumahtangga, alokasi pendapatan untuk konsumsi pangan, alokasi pendapatan non pangan, serta terhadap transpotasi, akses terhadap air bersih dan akses terhadap kesehatan. Namun dimikian kondisi rill yang terjadi di sulawesi selatan menunjukan bahwa masih terdapat beberapa wilayah dimana masyarakatnya memiliki tingkat pendapatan yang rendah terutama petani di wilayah pegunungan sehingga akses pangan rumahtanga petani masih rendah. Akses fisik yang membatasi akses pangan diantaranya terkait sarana dan prasarana distribusi, infrastruktur daerah, dan tingkat produksi pangan. Pada aspek ekonomi faktor yang terkait akses yaitu pendapatan, harga pangan dan non pangan. Sementara pada aspek sosial faktor terkait akses adalah preferensi terhadap makanan, Pendidikan dan pengetahuan tentang pangan dan gizi, serta konflik sosial/perang
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui akses pangan rumahtangga petani pada tipe agroekosistem pegunungan di Desa Buttu Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, (2) Menganalisis tingkat akses pangan rumahtangga petani berdasarkan pada tipe agroekosistem pegunungan di Desa Buttu Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, (3) Mengetahui model akses pangan rumahtangga petani pada tipe agroekosistem pegunungan di Desa Buttu Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, (4) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi akses pangan pangan rumahtangga petani pada tipe agroekosistem pegunungan di Desa Buttu Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang. Penelitan ini dilaksanakan di Desa Buttu Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang yang dimulai pada bulan Maret sampai Mei 2024. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang telah berumahtangga. Pengambilan sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang petani yang
vii
dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria petani yang telah
berumahtangga dan memiliki anggota keluarga.Analisis data yang digunakan
yaitu analisis tingkat akses pangan rumahtangga petani dan analsis smart PLSSEM.
Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa (1) Akses pangan rumahtangga
pada tipe agroekosistem pegunungan terdiri 3 komponen yaitu akses fisik terdiri
dari jarak tempuh, kondisi jalan dan jenis kendaraan. Akses ekonomi terdiri dari
pendapatan kepala keluarga, pendapatan istri, pendapatan anggota keluarga,
alokasi pendapatan untuk pangan, alokasi pendapatan untuk non pangan. Akses
sosial terdiri dari bantuan pangan pemerintah dan bantuan pangan rumahtangga
tetangga., (2) Tingkat petani pada tipe agroekosistem pegunungan di Kabupaten
Enrekang di peroleh nilai rata-rata tingkat akses pangan sebesar 135,63 angka ini
menunjukan bahwa akses pangan berada pada kategori agak rawan pangan, (3)
Model akses pangan rumahtangga pada tipe agroekosistem pegunungan terdiri
dari akses fisik (X1) yaitu jarak tempuh (X1.1), kondisi jalan (X1.2). Akses
ekonomi (X2) yaitu pendapatan kepala keluarga (X2.1), pendapatan istri (X2.2),
alokasi pendapatan untuk non pangan (X2.5). Akses sosial yaitu bantuan pangan
pemerintah (X3.1), bantuan pangan rumahtangga tetangga (X3.2) terhadap akses
pangan (Y), (4) Faktor-faktor yang mempengaruhi akses pangan pangan
rumahtangga petani pada tipe agroekosistem pegunungan di Kabupaten Enrekang
yakni akses fisik dan akses ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ketahanan pangan, dan akses sosial berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap akses pangan