Abstract :
Latar Belakang: Asma merupakan penyakit yang diakibatkan faktor genetik,
fisiologis, lingkungan serta perilaku yang termasuk penyakit tidak menular kronis.
Asma bronkial yaitu penyakit heterogen yang ditandai denga peradangan sistem
pernafasan persisten, hiperaktivitas saluran nafas dan obstruksi jalan nafas yang
menyebabkan sesak menjadi keluhan utama asma. Hampir 300 juta orang yang
teridentifikasi menderita penyakit asma di dunia dan menyebabkan 455.000
kematian. Pada tahun 2023 kejadian asma di Indonesia sebanyak 877.531 orang.
Sedangkan di Sulawesi Selatan prevalensi asma sebanyak 29.841 orang. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas manajemen airway terhadap
peningkatan bersihan jalan nafas pada pasien asma bronkial di unit gawat darurat.
Metode: penelitian yang dilakukan di IGD RSUD Syekh Yusuf Gowa
menggunakan studi kasus dengan responden penelitian pasien dengan diagnosa
medis Asma Bronkial dengan pemberian tindakan manajemen airway dan
manajemen energi pada Tn.R selama 1 x 8 jam.
Hasil: setelah dilakukan proses pengkajian dan analisis data ditegakkan diagnosis
keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Kemudian
diberikan intervensi keperawatan yaitu manajemen airway dan manajemen energi
pada Tn.R selama 1x 8 jam dan didapatkan hasil efektif pada intervensi
manajemen airway terhadap peningkatan bersihan jalan nafas pada pasien asma.
namun, pada intervensi manajemen energi terdapat intervensi yang kurang efektif
yaitu menyedikan lingkungan yang rendah stimulus pada pasien di sebabkan
ruangan IGD tidak memungkinkan untuk menyediakan lingkungan yang rendah
stimulus.
Kesimpulan: bersihan jalan nafas pasien meningkat dan toleransi aktivitas
meningkat setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn.R yang di mulai dari
tahap pengkajian, penegakan diagnosis, pemberian intervensi keperawatan,
kemudian penerapan implementasi keperawatan serta evaluasi.