Abstract :
Latar Belakang: Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan
yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk
tinja yang encer dan cair. Diare juga ditandai dengan bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan tanpak darah atau lendir. Data menujukkan diare merupakan
penyebab kematian kedua pada anak dibawah lima tahun. Sekitar 525.000 anak
meninggal karena diare. Menurut data dinas Kesehatan Kota Makassar, kota
Makassar merupakan salah satu kota dengan jumlah kasus diare tertinggi. Anak-
anak penderita diare yang hypovolemia dengan dehidrasi berat harus segera
menerima hidrasi intervena diikuti dengan rehidrasi oral. Mulailah pemberian
cairan intervena segera setelah infus siap. Setelah anak sudah bisam minum, berikan
larutan oralit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan tentang
manajemen hivopolemia terhadap perbaikan status cairan untuk anak dengan diare
akut di unit gawat darurat dengan menggunakan metode studi kasus. Hasil: pada
kasus diare akut pada An.R Diagnosis yang muncul adalah hivopolemia terkait
dengan kehilangan cairan aktif. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x30
menit didapatkan status cairan membaik. Kesimpulan: setelah diberikan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, Diagnosis, intervensi, implementasi dan
evaluasi, kondisi pasien membaik.
Background: Diarrhea is an excessive loss of fluids and electrolytes that occurs
due to the frequency of one or more bowel movements in the form of watery and
watery stools. Diarrhea is also characterized by an increase in the frequency of
defecation more than usual (>3 times/day) accompanied by a change in stool
consistency (becoming liquid), with no blood or mucus. Data shows that diarrhea
is the second cause of death in children under five years old. About 525,000
children die from diarrhea. According to data from the Makassar City Health
Service, Makassar city is one of the cities with the highest number of diarrhea cases.
Children with diarrhea who are hypovolemic with severe dehydration should
immediately receive intravenous hydration followed by oral rehydration. Begin
administering intravenous fluids as soon as the infusion is ready. After the child
can drink, give ORS solution. The aim of this study is to apply the management of
hivopolemia to improve fluid status for children with acute diarrhea in the
emergency unit using the case study method. Results: in the case of acute diarrhea
in An.R. The diagnosis that emerged was hivopolemia associated with active fluid
loss. After providing nursing care for 1 x 30 minutes, fluid status improved.
Conclusion: ter being given nursing care starting from assessment, diagnosis,
intervention, implementation and evaluation, the patient's condition improved.