Abstract :
Proses pengelolaan obat di Puskesmas sangat penting untuk
menjadi perhatian, karena jika pengelolaan obat tidak sesuai dengan
prosedur, maka akan menyebabkan masalah seperti ketersediaan obat
berkurang, obat menumpuk akibat perencanaan obat yang tidak sesuai,
tumpang tindih anggaran, serta resiko obat kadaluarsa, rusak, hingga
deadstock. Berdasarkan observasi awal pengelolaan obat yang dilakukan
di Puskesmas Bara-Baraya biasanya banyak terjadi kendala yaitu
terjadinya kekurangan dan kehabisan stok obat dikarenakan biasanya
obat masuk memiliki jadwal tertentu yaitu di pertengahan bulan dalam
setahun sehingga di bulan-bulan awal biasanya banyak terjadi
kekurangan obat dan juga untuk pengadaan obat tidak terlalu efisien
karena banyak obat yang dibutuhkan tetapi pada saat pengadaan tidak
semua terpenuhi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi pengelolaan sediaan farmasi di puskesmas Bara-Baraya
dengan petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas
yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bermaksud
untuk mengetahui dan mengevaluasi sistem pengelolaan sediaan farmasi
sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
terkait Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
Tahun 2019 pada tahap pengelolaan sediaan farmasi di Puskesmas Bara-
Baraya Kota Makassar dengan menggunakan lembar observasi,
melakukan wawancara mendalam serta telaah dokumen. Informan
penelitian ini adalah sebanyak 11 orang yaitu penanggungjawab farmasi
dinas kesehatan, staff gudang dinas kesehatan sebanyak 2 orang, kepala
puskesmas, penanggungjawab farmasi puskesmas (apoteker),
penanggungjawab gudang obat puskesmas (apoteker), serta sebanyak 5
orang pasien. Pemilihan informan dilakukan dengan menerapkan metode
xvi
pengumpulan data yang berdasarkan pada pertimbangan khusus, seperti
keahlian informan terhadap subjek yang diteliti atau mempunyai jabatan
tertinggi di instansi terkait, sehingga dapat membantu peneliti dalam
mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang obyek atau situasi
sosial yang sedang diselidiki.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat tiga aspek
pengelolaan yang sudah dijalankan sesuai dengan petunjuk teknis standar
pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia yaitu aspek pemilihan dan perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, serta pencatatan dan pelaporan. Terdapat 2
aspek yang kurang sesuai atau kurang memenuhi yaitu aspek
pengendalian persediaan obat dan pendistribusian obat. Serta terdapat
satu aspek yang tidak sesuai sama sekali dengan petunjuk teknis standar
pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia yaitu aspek pemusnahan dan penarikan
obat.
Pada umumnya, proses pengelolaan obat yang dilakukan di
Puskesmas Bara-Baraya tergolong cukup sesuai dengan petunjuk teknis
standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang dikeluarkan oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Walaupun masih harus
dilakukan banyak penyesuaian kembali utamanya terkait pengendalian
persediaan obat, pendistribusian, serta pemusnahan dan penarikan obat
yang rusak atau kadaluarsa