Abstract :
Tuberculosis paru merupakan salah satu dari sepuluh penyakit
penyebab kematian terbesar didunia. penyakit menular ini disebabkan oleh
kuman tuberculosis (mycobacterium tyberculosa). Pasien dan pada tahun
2023 sejumlah 726 pasien yang dikategorikan 186 pasien. Dan bulan
Desember akhir tahun 2023 terdapat sejumlah 116 pasien menderita
penyakit tuberculosis dengan rentang usia 30-70 tahun, Namun pada awal
tahun 2024 tercatat pada bulan Januari sampai sekarang berjumlah 48
pasien yang melakukan pengobatan di Rumah Sakit Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Penelitian ini
bertujuan adalah Untuk mengetahui bagaimana Determinan Kejadian
Tuberculosis Paru berdasarkan kategori kasus Pada Pasien Berobat di
Rumah Sakit Balai Besar kesehatan Paru masyarakat Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan observasional dengan rancangan penelitian ?Cross-
sectional study? yang dimana diartikan yang menelaah hubungan antara
efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor-faktor risiko
tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien berobat penyakit
Tuberculosis Paru di wilayah Rumah Sakit Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar yang berjumlah 48
pasien berobat .
xvii
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan kejadian Tuberculosis paru yaitu (p- value = 0,000),
ada hubungan kontak serumah dengan kejadian tuberculosis paru yaitu (p-
value = 0,000), ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian
tuberculosis paru yaitu (p- value = 0,000) kemudian tidak ada hubungan
bermakna antara jenis kelamin, tingkat ekonomi (p-value = 1,000) dengan
kejadian tuberculosis paru. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan,
kontak serumah, dan kebiasaan merokok dengan kejadian tuberculosis
paru, namun tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dan tingkat
ekonomi dengan kejadian tuberculosis paru di Rumah Sakit Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat RSUP. dr. Tadjuddin Chalid Makassar.
Diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat lebih mengembangkan
variabel mengenai kejadian tuberculosis paru.