Abstract :
Kejadian status gizi lebih merupakan epidemi yang perlu
diperhatikan sejak dini karena kondisi overweight maupun obesitas dapat
memberikan efek yang panjang baik dari segi kesehatan maupun sosial.
Hasil observasi pada aktivitas fisik pada umumnya peneliti melihat remaja
lebih senang bermain gadget di dalam kelas pada jam istirahat padahal
sekolah sudah memiliki fasilitas yang lengkap. mengenai pola
makan,pada kantin sekolah menyediakan fast food dan lebih memilih
makanan fast food,makanan yang tidak seimbang. Oleh karena itu perlu
untuk diketahui apakah ada hubungan perilaku gizi seimbang,aktifitas fisik
dan perilaku sedentari terhadap status gizi pada Siswa/siswi SMPN 6
Makassar.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis penelitian
observasional analitik, dengan desain cross-sectional.Besar sampel yang
digunakan adalah 286 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan
kuisioner Global School-based health survey (GSHS). Analisis data
dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kemaknaan ? = < 0,05.
Hasil penelitian analisis bivariat menyatakan bahwa ada hubungan
antara mengukur berat badan dengan status gizi, dimana nilai (? = 0,005
< 0,05),tidak ada hubungan antara merasa lapar tidak cukup makanan
dengan status gizi,dimana nilai (? = 1,000 < 0,05),ada hubungan antara
mengkonsumsi buah-buahan dengan status gizi, dimana nilai (? = 0,025 <
0,05),ada hubungan antara mengkonsumsi sayur-sayuran dengan status
gizi, dimana nilai (? = 0,054 < 0,05),ada hubungan antara mengkonsumsi
minuman bersoda/kaleng/ kemasan pada status gizi,dimana nilai (? =
0,006 < 0,05),ada hubungan antara mengkonsumsi makanan cepat saji
dengan status gizi,dimana nilai (? = 0,001 < 0,05),tidak ada hubungan
antara mengkonsumsi mie instant dengan status gizi,dimana nilai (? =
1,000 < 0,05),tidak ada hubungan antara sarapan pagi sebelum kesekolah
dengan status gizi,dimana nilai (? = 0,721 < 0,05),tidak ada hubungan
antara makan sebelum kesekolah dengan status gizi, dimana nilai (? =
0,190 < 0,05),tidak ada hubungan antara kebiasaan membeli makanan
luar sekolah dengan status gizi,dimana nilai (? = 1,000 < 0,05),ada
hubungan antara melakukan aktifitas fisik 60 menit sehari dengan status
gizi,dimana nilai (? = 0,043 < 0,05),tidak ada hubungan antara
berjalan/naik sepeda dengan status gizi,dimana nilai (? = 1,000 <
0,05),tidak ada hubungan mengikuti kelas olahraga dengan status
gizi,dimana nillai (? = 0,061 < 0,05),ada hubungan antara melaksanakan
shalat dengan status gizi,dimana nilai (? = 0,000 < 0,05),tidak ada
hubungan antara duduk atau baring, menonton tv, bermain game di
hp/tablet/playsstation, bermain sosial media, atau duduk bercerita dengan
status gizi,dimana nilai (? = 0,844 < 0,05).
Kesimpulan menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara perilaku gizi seimbang dengan status gizi yaitu kebiasaan
mengukur berat badan dan tinggi badan mengkonsumsi buah dan
mengkonsumsi sayur mengkonsumsi minuman soda/kemasan,
mengkonsumsi makanan cepat saji,dengan dan terdapat juga hubungan
yang tidak signifikan pada perilaku gizi seimbang dengan status gizi yaitu
sering merasa lapar,mengkonsumsi mie instan,makan pagi ,makan/minum
sebelum ke sekolah,kebiasaan membeli diluar sekolah. Pada aktifitas fisik
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktifitas fisik
dengan status gizi yaitu melakukan aktifitas fisik,melaksanakan shalat dan
terdapat juga hubungan yang tidak signifikan pada aktifitas fisik dengan
status gizi naik sepeda/jalan kaki ke sekolah, mengikuti kelas olahraga.
Pada hasil penelitian perilaku sedentary menyatakan bahwa tidak ada
hubungan signifikan antara perilaku sedentary dengan status gizi.
Saran dalam penelitian ini sekolah memerlukan peran dalam
memantau status gizi remaja. Sekolah adalah sarana pembelajaran dan
sekolah memastikan status gizi dikelola melalui kebijakan dan sosialiasi.
Orang tua juga harus membimbing remaja mereka untuk memanfaatkan
waktu layar untuk pekerjaan rumah dan hiburan dirumah. Selain itu,
peningkatan asupan sayur dan buah juga perlu dilakukan,dan mengurangi
mengkonsumsi makanan cepat saji,minuman bersoda,berkemasan, Pihak
sekolah dengan bantuan puskesmas untuk lebih meningkatkan
pemantauan terhadap kondisi para siswi terutama gizi pada remaja karena
akan berpengaruh terhadap aktifitas fisik dan dapat mengganggu kegiatan
belajar mengajar disekolah.